Oleh :Drh. Putut Pantoyo
Fungsional Medik Veteriner
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU
Salam Veteriner. Pada awal bulan Juli 2022, salah satu peternak kambing di jalan lintas Kemelak Km. 07 melapor ada seekor kambing yang sakit. Dari anamnesa yang dilakukan diperoleh informasi bahwa kambing tersebut berjenis kelamin jantan, umur sekitar satu tahun, nafsu makan normal, kalau sudah duduk susah untuk berdiri, baru diambil sekitar dua minggu yang lalu dari saudaranya.
Sedangkan tanda – tanda klinis yang dapat dilihat pada saat dilakukan pemeriksaan adalah :kambing kacang tersebut duduk dengan posisi kepala membentuk huruf S (seperi pada gambar di atas), suhu tubuh 39 0C (masih dalam kisaran normal), nafas 60 X/menit, pulsus 130 X/menit, nafsu makan ada walaupun sedikit – sedikit.
Diognosa pertama yang diambil adalah kambing tersebut mengalami kekurangan mineral, karena kambing tersebut diangon secara terbatas (diikat di tanah lapang) sehingga tidak bebas memilih rumput yang akan dimakan.
Pada sore, malam, hingga pagi hari tidak ada tambahan pakan yang diberikan oleh peternak kambing tersebut. Untuk mengetahui secara pasti jenis mineral apa yang kurang pada kambing tersebut sebenarnya diperlukan analisa darah di laboratorium. Karena faktor perhitungan ekonomis dan memerlukan waktu yang cukup lama, untuk kasus di lapangan seperti ini petugas dituntut untuk dapat menentukan diagnosa berdasarkan anamnesa dan tanda – tanda klinis yang dijumpai di lapangan.
Setelah dianalisa dan tanda yang khas pada kambing adalah kepala membentuk hurus S, itu adalah hipokalsemia. Pada dasarnya penyebab hipokalsemia adalah kehilangan Ca. Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa oleh protein albumin, karena itu jika terlalu sedikit albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium dalam darah hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya kalsium dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan kalsium dari tulang.
Selain itu penyebab dasar lainnya adalah insufisien parathyroid. Kadar hormon paratiroid rendah, biasanya terjadi setelah kerusakan kelenjar paratiroid atau karena kelenjar paratiroid secara tidak sengaja terangkat pada pembedahan untuk mengangkat tiroid.
Absorbsi Ca olehusus yang rendah juga menjadi penyebab dasar terjadinya penyakit ini. Hipokalsemia juga bisa terjadi akibat hipofosfatemia (kadar fosfat yang rendah dalam darah).
Hipokalsemia juga dapat disebabkan karena defisiensi vitamin D. Kekurangan vitamin D biasanya disebabkan oleh asupan yang kurang, kurang terpapar sinar matahari (pengaktivan vitamin D terjadi jika kulit terpapar sinar matahari), penyakit hati, penyakit saluran pencernaan yang menghalangi penyerapan vitamin D, pemakaian barbiturat dan fenitoin, yang mengurangi efektivitas vitamin D.
Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan sediaan kalsium secara instan lewat suntikan dan perbaikan manajemen pakan pada kambing yang harus dilakukan oleh peternak. Karena suplai calcium secara instan yang diberikan setelah terserap habis, maka kambing akan ambruk lagi.
Sehingga diperlukan terapi lanjutan dengan cara memberikan makanan yang banyak mengandung mineral terutama kalsium (Ca).
Pada hari keempat setalah dilakukan pengobatan dan perubahan manajemen pakan, kambing tersebut bisa berdiri dengan normal. Pada kasus hipikalsemia milik Yanto ini tergolong agak langka, karena pada umumnya penyakit hipokalsemia banyak terjadi pada kambing betina yang sedang menyusui atau masih bunting.