Begitu banyaknya gas air mata sampai ada juga yang mengira asap putih tebal di pinggir lapangan itu gas air mata. Padahal itu asap flare yang dilemparkan penonton. Kelihatannya flare itu disiapkan untuk merayakan kemenangan Arema. Karena Arema kalah, flare itu dilemparkan sebagai luapan kekecewaan.
Investigasi Kanjuruhan juga dilakukan organisasi pengacara. Peradi (Persatuan Advokad Indonesia) cabang Malang mengerahkan tim. Cepat sekali. Peradi membentuk Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan disingkat Tatak. Hasilnya sudah dilaporkan Imam Hidayat, ketuanya, ke Komnas HAM. Jumat pagi kemarin. Peradi menyimpulkan bahwa tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran HAM berat. Ini serius sekali. Komnas HAM harus turun tangan.
Sebenarnya yang pertama ditunggu adalah ini: sikap kesatria. Siapa yang harus mengaku bersalah dulu. Lalu minta maaf secara tulus dan terbuka. 131 orang meninggal ditambah begitu banyak yang terluka pastilah ada yang bersalah.
Satria hanya ada di wayang. (*)