Oleh : Drh.Putut Pantoyo
Fungsional Medik Veteriner
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU
Salam Veteriner. Pada kesempatan kali ini penulis akan menceritakan kejadian yang terjadi pada salah satu klien di Bakung.
Ibu ini membawa kucingnya dengan tanda – tanda klinis napsu makan turun, demam, flu, keluar ingus dari hidung, dan ada kucing yang mati dalam jangka waktu 1 bulan ini dengan gejala yang sama.
Kucing terkena Flu -Foto: Ilustrasi. (*)-
Setelah dilakukan pemeriksaan kucing tersebut susah napas, demam tinggi, radang tenggorokan. Jadi diagnosanya mengarah ke flu kucing.
Dari gejala klinis berupa: flu yang menyebabkan kesusahan saat bernafas (pneumonia), temperatur tubuh meningkat, keluar air mata dari matanya, nafsu makan turun secara drastis.
Dari tanda – tanda klinis yang nampak sebenarnya masih susah untuk mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh kucing tersebut karena minimnya dukungan dari pemeriksaan laboratorium.
Tetapi secara garis besar penyakit kucing yang menampakkan tanda – tanda klinis seperti yang disebutkan di atas adalah Feline Rhinotraceitis.
Penyakit Rhinotracheitis pada kucing biasanya menunjukan gejala bersin dan bisa menyebabkan influenza pada kucing. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau tepatnya Herpesvirus golongan A, dan penyakit ini dikenal juga dengan nama Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) yang menyerang saluran pernafasan trakhea kucing atau saluran respirasi kucing.
Cara Penularan Penyakit Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) adalah virus masuk ke tubuh melalui pernafasan atau per inhalasi. Kemudian virus akan bereplikasi dalam epitel serta di konjunktivita mata kucing dan mengakibatkan nekrosa lokal.
Pengeluaran virus dari tubuh kucing melalui sekret hidung atau leleran cairan hidung, konjunktivita dan urin. Penularan peanyakit ini dapat terjadi pada koloni kucing secara laten dalam satu lokasi kandang.
Kucing yang sembuh masih dapat terserang lagi infeksi virus ini. Pengobatan penyakit Rhinotraceitis dapat dilakukan dengan cara melihat kondisi kucing, lingkungan tempat tinggal kucing, dan sejarah vaksinasi kucing.
Pada saat dibawa ke tempat praktek kondisi Kucing bisa dikatakan sudah kritis dengan prognosa: infausta, hal tersebut juga sudah dijelaskan kepada pemiliknya. Sebagai hewan kesayangan dengan prognosa seperti itu bisa dikatakan pemberian pengobatan yang terbaik untuk menyelamatkan atau mengurangi penderitaan yang dialami oleh kucing tersebut.