GOA Harimau OKU Dulu Penuh Cerita Legenda, Kini Dikenalkan Melalui Wisata Seni Budaya di Sumatera

Rabu 28-06-2023,14:15 WIB
Reporter : Tim Okes
Editor : Aris Munandar

Berikut ini yang terdapat di GOA Harimau :

Apa saja temuan yang menarik dari Gua Harimau? Hal yang pasti dari temuan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa selain kondisinya yang sangat ideal sebagai hunian, gua ini mengkonservasikan beragam data yang menyimpan pemahaman-pemahaman baru, antara lain berupa:

Sisa hunian, perbengkelan, dan kuburan dari budaya Neolitik dan berlanjut ke budaya Paleometalik. Hingga saat ini telah ditemukan kubur-kubur manusia dari 81 individu, pada kedua lapisan budaya tersebut. Penemuan sebanyak itu sangat. 

BACA JUGA:Lima Objek Wisata Kekinian di OKU, Milenial Ayo Merapat

BACA JUGA:Museum Harimau OKU Jadi Andalan Wisata Prasejarah

Orientasi, posisi, sistem, dan jenis kubur yang sangat bervariasi menawarkan berbagai problematik yang sangat menantang untuk dijelaskan lewat studi yang mendalam.


Sumber foto @as_robby (instagram)--

  • Lukisan cadas (rock painting) dalam beberapa motif di langit-langit gua bagian timur dan barat. Penemuan yang baru satu-satunya di Sumatra ini menjelaskan budaya seni cadas (rock art) ternyata juga mencapai Sumatera. Keberadaan lukisan ini sekaligus membuka jalan tentang alam pikir komunitas pembuatnya.
  • Sisa hunian akhir Plestosen. Di bawah lapisan Neolitik masih terdapat lapisan hunian Preneolitik yang kemungkinan besar oleh Ras Australomelanesia. Penemuan ini memperkaya pengetahuan kita tentang kehidupan awal Holosen dengan pengayaan budaya manusia sebelumnya di Sumatra dan Nusantara pada umumnya.
  • Sisa hunian akhir Plestosen. Gua Harimau tampaknya sudah dihuni jauh sebelum Kala Holosen. Kemajuan penelitian sampai saat ini telah mencapai lapisan hunian dengan pertanggalan mencapai 15000 tahun yang lalu.

Berdasarkan temuan arkeologi yang ada dapat diketahui bahwa komunitas penghuni Gua Harimau telah terlibat interaksi dengan dunia luar.

 Mereka sudah mampu berinteraksi dengan para pedagang yang membawa barang-barang eksotis, produk Budaya Dongson. 

Mungkin agak sulit dibayangkan, bagaimana penghuni gua yang terletak jauh di pedalaman Sumatra Selatan itu sudah terbuka dengan dunia luar di sekitar awal-awal Masehi. Satu-satunya sarana perhubungan yang tersedia adalah Kali Ogan. Melalui sungai inilah hubungan itu dapat berlangsung dengan menggunakan rakit-rakit atau kapal sederhana.

Seperti gejala umum di Nusantara, terciptanya aktivitas perdagangan itu tentu dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu kehidupan komunitas penghuni gua yang sudah kompleks. 

BACA JUGA:Museum Harimau OKU Jadi Andalan Wisata Prasejarah

Misalnya dari data kubur memperlihatkan stratifikasi sosial sudah terbentuk di kala itu, sebagaimana diperlihatkan oleh kubur-kubur yang sebagian tanpa bekal kubur dan sebagian lainnya dengan bekal kubur. 

Benda-benda seperti tajak dan gelang perunggu, tombak besi disertakan ketika penguburan mayat. Kemampuan merespons pengaruh luar ini merupakan sebuah capaian atau nilai budaya yang mewarnai perkembangan peradaban OKU.

Keseluruhan penemuan yang memberikan pandangan-pandangan baru tersebut telah memberikan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai masa lampau Nusantara, sementara peradaban yang dibawanya menjadi nilai-nilai yang sangat penting untuk memperkuat karakter bangsa dan landasan peradaban masa kini. 

Kategori :