Jadikan OKU Timur Bebas Penyakit Jantung
MARTAPURA - OKES.NEWS, Pemerintah Kabupaten OKU Timur terus mengajak masyarakatnya untuk aktif berolahraga. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menjadikan OKU Timur bebas dari penyakit jantung.
“Seperti halnya memerangi penyakit malaria yang sudah kita dapatkan sertifikasinya dari Kemenkes yang saya ambil langsung di IKN,” kata Bupati OKU Timur, H Lanosin saat senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, dan donor darah, di Taman Tani Merdeka Martapura, Minggu (15/10/2023).
Lanosin mengingatkan bahwa penyakit jantung sering disebut sebagai "silent killer" karena dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. “Mari bersama-sama melawan penyakit jantung,” sambungnya.
BACA JUGA:Pasar Tradisional Tungku Jaya Sosoh Buay Rayap OKU Tak Kunjung Beroperasi
Diketahui, senam bersama di Taman Tani dilakukan bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia Kabupaten OKU Timur. Acara tersebut bertujuan memperingati Hari Jantung Sehat Kabupaten OKU Timur.
Ketua YJI Kabupaten OKU Timur, dr Sheila Noberta SpA MKes menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya mencakup senam, tetapi juga melibatkan donor darah, konsultasi kesehatan, dan pemeriksaan gratis.
Diharapkan adanya kegiatan tersebut, masyarakat dapat mendapatkan edukasi yang baik mengenai kesehatan jantung dan upaya menjaga kesehatan jantung mereka.
Sheila menambahkan, bahwa senam jantung dapat dilakukan oleh semua kalangan usia, tanpa batasan.
Senam ini memiliki variasi yang sesuai dengan usia, sehingga dapat menjadi olahraga sehari-hari yang populer di masyarakat.
BACA JUGA:Cara Olah Daun Mengkudu Untuk Kulit Putih Mulus dan Kuning Langsat
Duta Literasi Provinsi Sumatra Selatan, Ratu Teny Leriva HD SKed yang juga seorang dokter muda menambahkan bahwa senam jantung adalah salah satu upaya penting dalam menjaga kesehatan jantung.
Dia juga meminta kepada Bupati OKU Timur untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin guna mempromosikan kesehatan jantung.
Mengingat bahwa penyakit jantung tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi juga semakin banyak menyerang generasi milenial dan generasi Z. (*)