Dengan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station, HRS ini diharapkan dapat melakukan pengisian hidrogen secara komersial dengan waktu kurang dari lima menit.
Dannif menyatakan bahwa hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Pabrikan Toyota yang kini telah memproduksi fuel cell electric vehicle seperti Toyota Mirai, nantinya bisa melakukan pengisian bahan bakar hidrogen di HRS.
Nandi dari TMMIN juga menyatakan kebanggaannya menjadi bagian dari proyek ini.
Dia menekankan pentingnya kendaraan hidrogen dengan teknologi canggih dan pengisian hidrogen yang cepat, efisien, dan aman.
Pertamina NRE berambisi tidak hanya menjadi pemain domestik tetapi juga melayani pasar ekspor hidrogen pada tahun 2031-2040.
Hal ini menandakan hidrogen sebagai bagian penting dari portofolio bisnis hijau masa depan Pertamina.
Dan posisi Indonesia sebagai pemain utama di sektor ini di tingkat regional.
BACA JUGA:Fokus Pengawasan Distribusi BBM, Sinergi BPH Migas dan Polri Selamatkan Uang Negara Rp10,34 Miliar
BACA JUGA:Bahan Bakar Alternatif Ditemukan di Banyuasin, Pertamax Turbo Lewat
Sebelumnya, pada November 2023 – PT PLN (Persero) memperkuat pengembangan bahan bakar berbasis green hydrogen di Indonesia.
Hal iti guna mendukung dekarbonisasi di sektor transportasi, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menekankan keunggulan ekonomi kendaraan bahan bakar hidrogen, dibandingkan dengan kendaraan bermotor konvensional dan elektrik.
Dalam perbandingannya, kendaraan BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 16.500 per liter BBM, atau Rp 1.650 per kilometer.
Sedangkan, mobil listrik hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 370 per kilometer.
Menariknya, kendaraan bertenaga hidrogen hanya memerlukan biaya Rp 350 per kilometer.
Ini menunjukkan penghematan hingga 5 kali lipat dibandingkan mobil BBM.