OKES.NEWS - MUARADUA - Dalam beberapa hari terakhir, warga Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, mengalami masalah serius terkait kelangkaan dan kenaikan harga gas Elpiji ukuran 3 kg.
Kondisi ini telah menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat yang sangat bergantung pada gas tersebut untuk keperluan sehari-hari, terutama untuk memasak.
AN, seorang warga setempat, mengungkapkan kesulitannya dalam mendapatkan gas Elpiji.
"Harganya mahal dan mencarinya juga sulit dalam dua hari terakhir. Saya sudah mengunjungi beberapa warung, tapi semuanya kehabisan stok," kata AN.
AN menambahkan bahwa gas Elpiji merupakan kebutuhan rumah tangga yang mendesak dan tidak bisa ditunda.
Bukan hanya langka, kenaikan harga yang mencapai Rp 22.000 per tabung atau lebih menambah beban bagi warga, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
RS, salah satu warga, mengeluhkan bahwa kenaikan harga ini sangat membebani anggaran rumah tangga.
BACA JUGA:Labfor Polda Sumsel Selidiki Asal Muasal Terbakarnya Kantor Bupati OKU, Ini Hasilnya
"Sekarang harga gas LPG sudah lebih dari Rp 22.000. Bagi kami yang berpenghasilan pas-pasan, ini sangat memberatkan," ujarnya.
Kenaikan harga memaksa keluarganya untuk lebih berhemat dan mengurangi pembelian kebutuhan lain.
Masyarakat berharap agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga gas Elpiji ini.
RS berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan pasokan dan harga gas. "Kami berharap ada tindakan cepat dari pemerintah. Jangan sampai kelangkaan ini berlarut-larut," ucapnya.
Beberapa warga juga meminta agar pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat terhadap distribusi gas Elpiji.
BACA JUGA:BYM S47 Smartwatch Fitur Lengkap dan Terhubung Strava dengan Harga Terjangkau
Mereka menilai bahwa jika distribusi diawasi dengan baik, kelangkaan seperti ini bisa dihindari.