OKES.NEWS - Bek tengah Timnas Indonesia, Justin Hubner, kabarnya mengalami cedera gegar otak ringan yang bikin keikutsertaannya di Piala AFF 2024 jadi tanda tanya. Pemain dari Wolves U-21 ini harus menjalani perawatan intensif dan disarankan untuk istirahat lebih dari empat minggu. Kalau dipaksakan untuk bermain, kondisi ini bisa berisiko bagi kesehatannya.
Justin sendiri mengungkapkan kabar tentang cederanya lewat Instagram Stories pada Kamis, 19 Desember 2024. Cedera gegar otak ini didapatnya setelah benturan keras dengan pemain Aston Villa U-21 saat pertandingan pada Sabtu, 14 Desember 2024. Dalam laga itu, Hubner bermain sebagai starter dan harus mendapatkan perawatan serius di menit-menit akhir. Akhirnya, ia ditandu keluar lapangan dan tidak bisa melanjutkan permainan.
Dalam unggahannya, Hubner menulis, "Buat yang nanya kapan saya kembali, kemungkinan saya akan absen selama empat minggu. Saya mengalami gegar otak dan butuh banyak istirahat. Tapi, saya pasti akan kembali," tulisnya.
BACA JUGA:Dean IJssel de Schepper Mau Bela Timnas Indonesia!
BACA JUGA:Nyeri Haid? Santai Aja! Ini Dia Cara-Cara Jitu untuk Meredakannya
Dengan begitu, besar kemungkinan Justin Hubner tidak bisa membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 mendatang.
Menurut laman Puget Sound Orthopaedics, gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis ringan yang memengaruhi fungsi otak. Meskipun sering kali dampaknya sementara, cedera ini bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Gegar otak sering terjadi di olahraga kontak seperti sepak bola, rugby, dan hoki, akibat benturan di kepala.
Tidak semua benturan kepala berujung pada gegar otak, tetapi pemain yang mengalami benturan harus diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan kondisinya. Cedera ini sering kali tidak terlihat secara fisik, jadi perlu pengamatan lebih lanjut terhadap gejala-gejala yang muncul, seperti penglihatan kabur, kehilangan memori atau amnesia seputar insiden, sakit kepala, telinga berdenging, mual dan muntah, mengantuk, kebingungan, pusing atau sensasi "melihat bintang", serta kesulitan berkomunikasi. (*)