Timnas Indonesia Terlalu Emosional, Banyak Kartu Merah

Kamis 26-12-2024,07:00 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Dedi

JAKARTA - OKES.NEWS - Hasil akhir Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 bikin kecewa dan khawatir. Penampilan mereka menunjukkan bahwa para pemain muda gampang terbawa emosi, yang sering berujung pada keputusan yang kurang tepat di lapangan.

Selama turnamen ini, dua pemain Indonesia harus menerima kartu merah. Marselino Ferdinan diusir saat melawan Laos setelah dapat kartu kuning kedua karena tekel keras. Akibatnya, Timnas Indonesia harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-69.

Kartu merah lainnya diterima Muhammad Ferarri saat melawan Filipina. Sebagai kapten, Ferarri harus meninggalkan lapangan di menit ke-42 karena pelanggaran serius. Dia tertangkap kamera menyikut pemain Filipina saat menunggu lemparan ke dalam dari Pratama Arhan.

Karena insiden ini, Indonesia harus bermain dengan 10 pemain di dua pertandingan melawan tim yang biasanya mereka kalahkan dengan mudah. Sebelum kartu merah, permainan Indonesia sebenarnya mulai membaik, tapi momentum itu hilang karena jumlah pemain yang berkurang.

BACA JUGA:Dua Wakil Pimpinan DPRD OKU Resmi Dilantik untuk Masa Bakti 2024-2029

BACA JUGA:Haaland Masih Jadi Mesin Gol, Tapi Apakah Dia Akan Bertahan di City?

Secara keseluruhan, Timnas Indonesia jadi tim dengan kartu terbanyak di Piala AFF 2024, dengan 5 kartu kuning dan 2 kartu merah, sementara tim lain hanya mengumpulkan kartu kuning.

Asisten pelatih Shin Tae-yong, Nova Arianto, mengakui bahwa kurangnya kontrol emosi jadi salah satu masalah yang dihadapi pemain muda. "Mereka masih muda, jadi wajar kalau emosi kadang sulit dikendalikan, terutama di pertandingan yang tegang," kata Nova seperti dilansir Bacakoran.co. "Semoga ini jadi pelajaran bagi mereka, apalagi di ajang internasional, dengan adanya VAR, pemain harus lebih bisa mengendalikan diri," tambahnya.

Sementara itu, Firman Utina, mantan pemain terbaik Piala AFF 2010, bilang bahwa tekanan untuk jadi juara memengaruhi mental pemain muda. "Tekanan untuk juara bisa bikin emosi pemain muda kita tidak stabil. Kalau targetnya memang juara, tim harus dipersiapkan lebih matang. Tapi kalau fokusnya cuma untuk pengalaman, saya sudah cukup bangga dengan pencapaian mereka," jelas Firman. (*)

Kategori :