Penyerang muda berdarah Indonesia ini disebut-sebut sebagai salah satu pemain yang akan memperkuat barisan depan Garuda dalam menghadapi persaingan sengit di zona Asia.
Lahir pada 15 Januari 2002 di Amsterdam, Mauro memiliki garis keturunan Indonesia dari ibunya. Meskipun besar dan meniti karier di Eropa, Mauro tetap menjaga koneksi emosional dengan tanah leluhurnya.
BACA JUGA:Ikuti Kebutuhan Pasar, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional
“Saya bangga memiliki darah Indonesia. Saya sering mengikuti perkembangan sepak bola di sana dan selalu berharap bisa membela tim nasional suatu hari nanti,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Impian tersebut kini kian mendekati kenyataan. Proses naturalisasinya tengah berjalan aktif dan menjadi prioritas PSSI dalam proyek jangka panjang merekrut talenta keturunan dengan kualitas internasional.
Mauro menimba ilmu sepak bola di akademi legendaris Ajax Amsterdam sebelum bergabung dengan FC Volendam.
Ia dikenal sebagai striker muda dengan kecepatan, kecerdasan membaca permainan, serta kemampuan mencetak gol dengan kedua kaki dan juga kepala.
Kehadirannya diharapkan bisa menjawab kebutuhan Timnas Indonesia akan striker tajam, yang selama ini menjadi kelemahan saat melawan tim-tim elite Asia.
BACA JUGA:Polres OKU Gencarkan Patroli di Malam Hari
Jika naturalisasi rampung tepat waktu, Mauro berpeluang besar untuk ambil bagian dalam laga-laga berat Indonesia di grup yang dihuni oleh Arab Saudi, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Oman.
Meski demikian, Mauro tetap harus melewati fase adaptasi dengan gaya permainan timnas serta membuktikan mentalitas juangnya untuk bisa bersinar di pentas Asia.
Apabila ia mampu menjawab tantangan itu, Mauro Zijlstra bisa menjadi salah satu pilar utama Timnas Indonesia, tidak hanya dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, tetapi juga untuk jangka panjang.
Bersama talenta keturunan lain seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Jay Idzes, Mauro digadang-gadang menjadi bagian dari generasi emas baru yang siap membawa sepak bola Indonesia ke level lebih tinggi.