OKU Komitmen Turunkan Angka Stunting

OKU Komitmen Turunkan Angka Stunting

OKES.DISWAY.ID, OKU - Kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak masih tinggi di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat hingga ke daerah.

Data prevalensi anak balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO) pada  2018 menyebutkan, Indonesia negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di South-East Asian Region.

Negara dengan kasus stunting tertinggi yakni, Timor Leste (50,5%) dan India (38,4%) yaitu sebesar 36,4% (pusat data dan informasi kemenkes, 2018).

"Angka prevalensi stunting di Indonesia masih di atas 20%, artinya belum mencapai target WHO yang di bawah 20%,” ujar PLH Bupati OKU H Teddy Meilwansyah saat membuka Rembuk Stunting tingkat Kabupaten OKU, kemarin (20/6).

Lebih rinci disebutkan, pada 2018 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8 %. Sementara di Provinsi Sumsel  sebesar 31,7 % dan Kabupaten OKU sebesar 33,2%.

"Pada 2021 hasil survei status gizi balita/SSGB, Kabupaten OKU sebesar 31,1%  ada penurunan namun demikian, angka ini masih tergolong cukup tinggi sejalan dengan inisiatif percepatan pencegahan stunting,” ungkapnya.

Untuk menekan masih tingginya angka stunting, Pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pencegahan stunting indikator dan target pencegahan stunting.

Bahkan upaya ini dimasukkan sebagai sasaran pembangunan Nasional dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Dengan upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif dilakukan secara konvergen,” sambungnya.

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi.

Plt Kepala Dinkes OKU Rozali menyampaikan, rembuk stunting merupakan langkah penting pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan penurunan stunting dilakukan bersama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non Pemerintah dan masyarakat.

"Di sini untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting,” katanya.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten OKU mendeklarasikan intervensi penurunan stunting terintegrasi, serta membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten OKU. (stf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: