Baterai dari Cangkang Kepiting, Inovasi Ramah Lingkungan dari Para peneliti di University of Maryland

Baterai dari Cangkang Kepiting, Inovasi Ramah Lingkungan dari Para peneliti di University of Maryland

Para peneliti di University of Maryland, AS, baru-baru ini menciptakan baterai zinc dengan elektrolit unik yang terbuat dari cangkang kepiting. (Foto via globalseafoods)--

OKES.NEWS - Para peneliti di University of Maryland, AS, baru-baru ini menciptakan baterai zinc dengan elektrolit unik yang terbuat dari cangkang kepiting.

Penemuan ini menawarkan solusi ramah lingkungan untuk mengatasi masalah limbah baterai konvensional yang sulit terurai. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Matter.

Masalah Limbah Baterai? Bisa Diatasi!

Dilansir dari www.labmanager.com Liangbing Hu, kepala penelitian sekaligus direktur Center for Materials Innovation di University of Maryland, menjelaskan bahwa baterai biasa punya masalah besar karena susah banget terurai.

“Bahan seperti polypropylene dan polycarbonate di baterai lithium-ion bisa butuh ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai. Ini jadi beban besar buat lingkungan,” kata Hu.

Untuk mengatasi masalah ini, timnya menggunakan chitosan, bahan biodegradable dari cangkang kepiting, sebagai gel elektrolit.

BACA JUGA:Akibat Longsor, Jalan Provinsi Menghubungkan OKU Raya Putus

BACA JUGA:Ronaldo Umumkan Berencana Pensiun

Menariknya, gel ini bisa terurai di tanah hanya dalam waktu lima bulan!

Bandingkan dengan baterai konvensional yang sering mengandung bahan beracun dan butuh waktu super lama untuk hancur.

Performa Tinggi dan Ramah Kantong

Bukan cuma ramah lingkungan, baterai zinc-chitosan ini juga punya performa jempolan. Setelah 1.000 kali pengisian, efisiensi energinya tetap stabil di angka 99,7%.

Hal ini bikin baterai ini jadi solusi ideal buat menyimpan energi dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari.

BACA JUGA:Ronaldo Umumkan Berencana Pensiun

BACA JUGA:BRI Bantu Mitra Pedagang Jual Produk Secara Online

Selain itu, zinc sebagai bahan utama juga lebih murah dan mudah didapat dibandingkan lithium yang biasa dipakai di baterai lithium-ion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: