Harga Pangan di OKU Masih Melengking Pasca Nataru
--
Belum Stabil Pasca Nataru
BATURAJA, OKES.NEWS– Memasuki tahun baru, harga sejumlah komoditas pangan di Baturaja masih melambung tinggi.
Salah satu yang paling mencolok adalah harga cabai merah dan cabai rawit yang masih dijual pada kisaran Rp50.000/kg di pasar tradisional.
Kenaikan harga ini juga diikuti oleh bahan pokok lain seperti telur, minyak goreng, dan bawang merah.
Menurut Andi, seorang pedagang di Pasar Atas Kota Baturaja, harga telur ayam ras masih bertahan di Rp30.000/kg.
BACA JUGA:Harga Cabe Tembus Rp100 Ribu, Beban Ekonomi Melambung
“Permintaan tinggi saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) membuat harga naik. Selain itu, sebagian besar telur ayam berasal dari luar daerah dan banyak dikirim ke wilayah lain, sehingga stok lokal terbatas,” jelasnya, Rabu (1/1).
Harga cabai merah dan rawit, meskipun bukan lagi puncak musim liburan, belum menunjukkan penurunan signifikan.
Selain itu, minyak goreng juga mencatatkan harga yang bervariasi, dengan minyak curah dijual Rp18.000/liter, minyak kemasan sederhana Rp20.000/liter, dan minyak premium mencapai Rp27.000/liter.
Yeyen, Pemantau Komoditas Pangan Disperindag OKU, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini merupakan hasil mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh supply dan demand.
BACA JUGA:Musim Durian Mulai Didagangkan di OKU, Harga Masih Tinggi
“Kenaikan harga telur, cabai, minyak goreng, dan bawang ini adalah tren yang biasa terjadi pasca momentum besar seperti Nataru. Selain itu, distribusi barang dari daerah penghasil ke pasar lokal juga memengaruhi,” ujarnya.
Menurut pedagang, harga-harga ini kemungkinan akan turun secara bertahap setelah permintaan mulai berkurang dan pasokan kembali normal. “Setelah momen Nataru, biasanya ada sedikit penurunan harga, tapi ini tidak langsung terasa. Kita tunggu saja beberapa minggu ke depan,” tambah Andi.
Kenaikan harga ini cukup memberatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang harus mengatur pengeluaran dengan cermat.
“Cabai dan bawang itu kebutuhan harian, kalau mahal begini, terpaksa mengurangi belanja,” ujar Santi, seorang pembeli di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: