oleh
H Umar Hasan Martadinata, SKM.M.KES dan Zanzibar,S.Pd.M.Kes
(dosen Prodi Keperawatan Baturaja Poltekkes Palembang)
Diare masih menjadi masalah kesehatan anak, khususnya anak di negara berkembang di Indonesia. Sekitar 4 milyar kasus diare di dunia, tahun 2004 terdapat 215 juta kasus berakhir dengan kematian. Sebagian besar (lebih dari 90%) terjadi di negara berkembang sekitar 80% kematian akibat diare tersebut, pada anak di dunia mencapai 42.000/minggu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2022.
BACA JUGA: ALCo Sumsel: Neraca Perdagangan Sumsel Surplus Lagi
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional variabel yang diteliti yaitu upaya pencegahan, sarana air bersih, dan jamban. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita dengan jumlah sampel sebanyak 65 responden.
Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa responden yang menderita diare sebanyak 29 (44,6%), yang melakukan upaya pencegahan sebanyak 42 responden (64,6%), ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 45 responden (69,2%).
BACA JUGA: ALCo Sumsel: Neraca Perdagangan Sumsel Surplus Lagi
Dari hasil anlisa bivariat di dapat bahwa tidak ada hubungan antara upaya pencegahan dengan kejadian diare dengan p. value 0,518, ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan sarana air bersih dengan kejadian diare dengan p. value 0,001, tidak ada hubungan yang bermakna anatara ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian diare dengan p. value0,394.
Saran bagi petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi Puskesmas terutama di UPTD Puskesmas Tanjung Agung untuk memberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan pada responden tentang masalah diare yang sering menjadi permasalahan pokok dimasyarakat. (*)