Rani Jaringan

Sabtu 03-09-2022,08:00 WIB
Editor : Awang

"Anak ini rajin. Saya tidak pernah menyuruh ke laboratorium. Tetap saja setiap habis salat Subuh pasti sudah ke laboratorium," kata Pranowo. 

Ia tahu itu. Pranowo sendiri biasa ke lab pukul 06.00. Selalu saja sudah ada botol-botol kontaminasi. Lalu ada material yang akan diperiksa di lab.

Kelebihan lain Rani, katanya, dalam hal membaca. Ini jarang dilakukan oleh mahasiswa Polbangtan. Terutama membaca buku dalam bahasa Inggris. "Dia juga membaca buku-buku saya yang dalam bahasa Inggris. Lalu membuat ringkasannya," kata Pranowo.

Itu jelas merupakan hasil pemanfaatan waktu Rani yang baik setelah tidak lulus tes masuk dulu. 

Rani masih berniat mendalami kultur jaringan satu tanaman pangan lagi: bawang putih. "Lebih sulit tapi menantang," katanyi. "Ternyata sulit sekali untuk mendapatkan embrionya. Embrio itu ada di daging bawang putih," katanyi.

Bibit bawang putih sangat mahal. Bisa antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000. Per kilogram. Padahal tiap tahun diperlukan lebih 50 juta bibit bawang putih. Begitu banyak bawang putih yang terpakai untuk bibit.

Kalau saja Rani berhasil lagi, tentu problem nasional bawang putih akan teratasi. Tapi Rani tetaplah Rani yang masih mahasiswi: apakah sudah tepat kalau harus mendapat beban seperti itu. 

"Kalau saya, demi anak-anak didik, penginnya mereka nanti jadi pengusaha yang ilmuwan atau ilmuwan yang jadi pengusaha." (*)

Kategori :

Terkait

Jumat 06-09-2024,07:00 WIB

Nostra Aetate

Selasa 14-11-2023,08:00 WIB

Luar Dalam

Rabu 04-10-2023,10:00 WIB

Stereo Alor

Selasa 03-10-2023,11:00 WIB

Setara Mati