Perdamaian menjadi modal utama yang sangat penting dalam menjalankan fungsi dan misi manusia di dunia yakni beribadah kepada Allah.
Akan sangat sulit sekali beribadah jika perdamaian sudah tidak ada lagi di sekitar kita. Akan sangat sulit sekali kita bisa beribadah jika konflik terus berkecamuk, peperangan terus berkobar, dan perdamaian menjadi barang yang mahal.
Kita harus kembali kepada spirit bulan Rajab yang senantiasa mengingatkan kepada kita untuk senantiasa merawat jagat ini dan membangun peradaban yang penuh dengan perdamaian. Kita harus menjadi agen yang mampu menjaga diri agar tidak menjadi perusak dan merugikan orang lain. Rasulullah bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya: "Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya." [HR Bukhari] Terlebih, manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk yang ada di bumi dan menjadi penentu keberlangsungan kehidupan bumi. Sehingga manusia harus dengan bijak mengemban amanah yang berat ini. Allah berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30).
Saking beratnya amanat menjadi pemimpin di bumi ini, sampai-sampai bumi sendiri dan langit menolak ketika ditawari Allah untuk menjadi pemimpin. Hal ini tersurat dalam Al-Qur’an Al-Ahzab ayat 72: