Begitulah, karenanya, memaknai Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, obat penguat jiwa, penyebar kasih sayang, landasan menata peradaban dunia serta bacaan kegemaran sehari-hari.
Seperti Allah menyebut di dalam ayat:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا
Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Quran ayat-ayat Suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-Isra [17]: 82).
Makna lainnya bahwa Ramadhan bulan tadarus Al-Quran bermakna mendidik kita dan keluarga kita, agar selalu menyuarakan bacaan Al-Quran di rumah kita sepanjang harinya. Jangan jadikan rumah kita sepi dari ayat-ayat suci-Nya. Sepanjang hari-hari Ramadhan, sepanjang malam-malam ramadhan.
Sidang Jumat yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah,
Dengan hikmah Nuzulul Quran marilah kita menjadikan isinya benar-benar sebagai pedoman kehidupan, yang mampu mengangkat manusia dari kegelapan, kebodohan, keterbelakangan dan kemunduran. Al-Quran yang mampu mendorong kemajuan peradaban, menebarkan kasih sayang dan perdamaian. Cahaya Al-Quran yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang manfaat, nilai-nilai budaya yang penuh persaudaraan, serta hubungan antar bangsa yang penuh dengan cinta.
Sehingga cahaya Al-Quran itu dapat menerangi dunia yang sebagian besar tengah dilanda kegelapan petunjuk, pertikaian berdarah, hingga persaingan tanpa perikemanusiaan.