Pondok Pesantren Al Zaytun kemungkinan menjadi sorotan karena persoalan terkait isu-isu tersebut.
Sebelumnya pada sebuah seminar, Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin H Abd Shafa Lc MA menjadi pemateri dan berbicara tentang penyebab orang menjadi radikal dan teroris.
Menurutnya, penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan antara semangat dan ilmu.
Jika seseorang memiliki semangat yang kuat namun pengetahuan yang kurang, itu dapat menyebabkan kecenderungan untuk menjadi radikal.
KH Nadjamuddin juga menceritakan pengalaman dari almarhum KH Sanusi Baco, mantan Ketua MUI Sulsel, yang pernah mengatakan bahwa orang yang suka menyalahkan orang lain menandakan bahwa mereka masih dalam proses belajar.
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi SE MSi, juga menyampaikan sambutannya.
Dia menyatakan bahwa BNPT sengaja mengundang dai dan daiyah (pengajar agama) karena mereka memiliki peran penting dalam menyampaikan dakwah langsung kepada masyarakat.
Mereka berharap ormas (organisasi kemasyarakatan) seperti MUI, As'adiyah, NU, Muhammadiyah, DDI, dan lainnya, yang memiliki dai yang handal dalam menangkal faham terorisme.
Mayjen TNI Nisan Setiadi juga menyampaikan bahwa faham radikalisme tidak hanya menyasar pada masyarakat awam, tetapi juga dapat mempengaruhi orang-orang berpendidikan tinggi seperti doktor, profesor, TNI, dan Polri.
Oleh karena itu, para da'i dan da'iyah diharapkan dapat menyampaikan dakwah dengan cara yang lemah lembut, toleran, tidak mengadu domba, atau memprovokasi umat. Intinya adalah mengajak ke jalan kebaikan dengan cara yang santun.
Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, juga menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Beliau menyatakan bahwa para pelaku radikal atau terorisme harus diajak dialog untuk memberikan pemahaman tentang dakwah Islam yang toleran.
Jika mereka dihadapi dengan kasar, masalah tidak akan selesai. Sebagai contoh, BNPT mempertemukan mantan teroris dengan korban teroris untuk mencari pemahaman dan jalan keluar.
Selain itu, turut hadir dalam acara tersebut Direktur Pencegahan BNPT Prof Dr Irfan Idris MA dan Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Sulsel, Dr Wahyuddin Hakim, yang juga menjadi pemateri. Semua pemateri tersebut berkontribusi untuk menyampaikan pesan dan strategi pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia