BATURAJA - OKES.NEWS, Banjir parah yang terjadi tiga kali dalam setahun di sebagian besar wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU mengundang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memetakan dan mengkaji permasalahan banjir di daerah tersebut.
"Kami telah melakukan presentasi di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji banjir yang terjadi di OKU," ujar Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah, saat ditemui di Griya Agung Palembang setelah menerima perpanjangan SK Penjabat Bupati OKU pada hari Rabu, 19 Juni 2024.
Menurut Teddy, dari pengamatan fisik, terdapat masalah di bagian hulu berupa deforestasi ekstrem. "Deforestasi ini disebabkan oleh berbagai faktor. Kami ingin mengkaji dan mendalami penyebabnya," jelasnya.
BACA JUGA:Banjir Sambut Masyarakat OKU Rayakan Lebaran Haji, Ketinggian Capai 2Meter
Teddy menyebut banjir tahun ini merupakan yang terparah dalam 20 tahun terakhir, baik dari segi intensitas maupun frekuensi.
"Dalam setahun ini, banjir terjadi tiga kali. Ini menunjukkan ada yang tidak beres. Oleh karena itu, kami meminta bantuan dari BRIN dan BNPB untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah banjir di OKU," ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai hubungan deforestasi dengan aktivitas pertambangan yang masif di kawasan tersebut, Teddy belum bersedia berkomentar banyak. "Bisa iya, bisa tidak," katanya.
Pemkab OKU saat ini fokus pada penanganan banjir jangka pendek dan menengah. Seperti meminta masyarakat di kawasan Ulu untuk tidak melakukan penebangan pohon karena itu diduga salah satu penyebab banjir.
“Selain itu, kami akan membangun kolam retensi dan melakukan normalisasi sungai agar dapat mengurangi dampak banjir saat curah hujan tinggi," pungkasnya.