Diresmikan, Gedung PMI OKU Terbesar ke Dua di Sumsel

Selasa 30-07-2024,06:00 WIB
Reporter : Aris Munandar
Editor : Gus Munir

BATURAJA - OKES.NEWS,  Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang baru diresmikan secara langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi SH MSE didampingi oleh Pj Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd, Ketua PMI Provinsi Sumsel, Hj Febrita Lustia, dan Ketua PMI OKU, Yunizir Djakfar MIP. 

Gedung PMI OKU yang baru saja diresmikan, Senin, 29 Juli 2024 ini dinobatkan sebagai gedung PMI terbesar kedua di Provinsi Sumatera Selatan.

Acara peresmian bertemakan "Kampanye Donor Darah dan Peresmian Gedung PMI OKU" ini juga diisi dengan pemberian penghargaan bagi pendonor yang telah 50 kali mendonorkan darah serta penyerahan bantuan kepada ibu dan anak korban bencana. 

Ketua PMI OKU, Yunizir Djakfar MIP, dalam laporannya mengungkapkan bahwa peresmian gedung PMI ini sengaja bertepatan dengan hari jadi Kabupaten OKU ke-114 agar memiliki histori yang kuat dengan Kabupaten OKU.

“Pembangunan gedung PMI OKU ini sudah maksimal karena diselesaikan dalam waktu tiga tahun dan ini sebuah karya yang luar biasa, terutama bagi seluruh masyarakat OKU,” katanya. 

BACA JUGA:PMI OKU Selatan Berbagi Sembako ini Tujuannya

Yunizir menambahkan bahwa gedung PMI OKU ini merupakan yang terbesar kedua di Provinsi Sumatera Selatan dan hadir untuk melayani masyarakat, terutama dalam hal kesehatan. 

"Insya Allah, hingga saat ini kami sudah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat OKU," ujarnya.

Yunizir juga mengungkapkan bahwa gedung PMI OKU ini merupakan karya dari Bupati OKU sebelumnya, Drs H Kuryana Azis, dan diselesaikan di era Pj Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah. "Untuk menghormati beliau, aula PMI OKU kami beri nama Kuryana Azis,"  imbuhnya.

Setelah bangunan tersebut diresmikan menurut Yunizir Djakfar, rencana kedepan juga akan dibuka layanan kesehatan di tempat tersebut. 

“Target kita tidak hanya jadi layanan donor darah. Tapi juga layanan kesehatan bagi masyarakat,” ujarnya. 

Langkah penggalangan donor darah juga menurutnya sejalan OKU sudah launching OKU siaga darah.

Di mana setiap kecamatan dan desa membentuk desa siaga darah. Serta sudah ada komunitas pendonor darah di kecamatan. “Kebutuhan darah di OKU sekitar 500-700 kantong perbulan,” ujarnya.

Disampaikan Yunizir Djakfar meski sudah ada bangunan cukup megah, tapi PMI cabang OKU belum memiliki layanan pemisah darah. “Alatnya ini belum ada karena harganya yang mahal mencapai Rp 1,2 miliar,” ujarnya. 

Jika ada alat tersebut pemisahan darah bisa dilakukan hanya dalam waktu sekitar 45 menit. Sedangkan saat ini masih dilakukan secara manual yang membutuhkan waktu mencapai 8 jam. 

Kategori :