BATURAJA - OKES.NEWS - Rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) OKU 2024 menjadi tidak kondusif.
Itu setelah sejumlah simpatisan salah satu pasangan calon (paslon) menggelar aksi protes di depan hotel di Jl Ahmad Yani, Baturaja. Ketegangan yang terjadi berujung pada kericuhan dan aksi anarkis.
Insiden ini merupakan bagian dari simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang dirancang untuk menggambarkan penanganan aksi unjuk rasa yang berkembang menjadi kekerasan.
Simulasi ini dilaksanakan dengan struktur yang mencerminkan berbagai tingkat eskalasi potensi kerawanan di lapangan.
Dalam skenario tersebut, para simpatisan yang kecewa dengan hasil pleno KPU memulai unjuk rasa secara damai.
BACA JUGA:25 Formasi CPNS OKU Didominasi Tenaga Teknis, Seleksi PPPK Tersedia 875 Formasi
BACA JUGA:Cadillac Opulent Velocity Concept Mobil yang Bisa Mengajarkan Cara Berkendara Secara Real-Time
Namun, saat jumlah massa meningkat, suasana memanas dan terjadi aksi dorong-mendorong dengan petugas keamanan.
Lemparan dari arah massa memaksa petugas Dalmas untuk mengambil tindakan pengamanan.
Ketika situasi semakin tak terkendali, satuan Dalmas yang dilengkapi dengan tameng dan pentungan dikerahkan.
Anggota KPU OKU juga harus dievakuasi dari lokasi. Kerusuhan semakin parah ketika ratusan anggota Brimob dari Batalyon C, Martapura, tiba dengan mobil water cannon (AWC) untuk membubarkan massa.
Massa yang semakin agresif akhirnya disemprot dengan air oleh AWC, memaksa mereka mundur.
BACA JUGA:Tolak Putusan MK, Mahasiswa Sumsel Gelar Aksi
BACA JUGA:Bocoran Harga dan Spesifikasi iPhone 16 Series Terungkap
Namun, ketegangan meningkat lagi saat massa yang melarikan diri mulai menjarah Citimall Baturaja.