OKU TIMUR - OKES.NEWS - Sebuah peristiwa memilukan terjadi di RSUD Martapura, OKU Timur, dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Sebuah video viral menunjukkan jenazah yang terpaksa dibawa menggunakan mobil pick up akibat ambulans rumah sakit tidak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
Situasi semakin diperburuk karena sopir ambulans tak kunjung datang.
Menanggapi insiden tersebut, Direktur RSUD OKU Timur, dr. Dedy Damhudy, segera mengambil tindakan tegas.
Ia memastikan bahwa sopir ambulans dan kepala ruangan jenazah telah dicopot dari jabatannya.
BACA JUGA:Tiga Strategi Jitu Presiden Prabowo Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Termasuk Tarif Impor AS
“Saya ambil langkah ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kelalaian yang tidak seharusnya terjadi. Jabatan sopir ambulans dan kepala ruang jenazah telah saya nonaktifkan,” ujar dr. Dedy pada Minggu, 6 April 2025.
Peristiwa ini terjadi pada Sabtu dini hari, 5 April 2025. Dalam video yang beredar, terlihat jenazah sudah berada di dalam ambulans, namun kendaraan tak bergerak sama sekali.
Karena kondisi tersebut, pihak keluarga memutuskan untuk memindahkan jenazah ke mobil pribadi jenis pick up, meski saat itu sedang turun hujan gerimis.
Menurut keterangan rumah sakit, pasien datang dalam keadaan kritis sekitar pukul 05.10 WIB. Setelah diperiksa, pasien dinyatakan meninggal dunia karena asistol. Pihak medis kemudian menawarkan layanan pengantaran jenazah menggunakan ambulans.
Awalnya keluarga menolak tawaran tersebut, namun setelah mengetahui bahwa layanan ambulans ditanggung oleh BPJS, mereka pun menyetujuinya. Sayangnya, saat jenazah telah berada di dalam ambulans, sopir menyampaikan bahwa kendaraan tidak bisa berangkat karena perlu diisi bahan bakar terlebih dahulu.
BACA JUGA:Tiga Strategi Jitu Presiden Prabowo Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Termasuk Tarif Impor AS
Situasi ini membuat keluarga merasa kecewa dan akhirnya memilih untuk menggunakan kendaraan sendiri.
Atas kejadian ini, dr. Dedy menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada keluarga korban dan masyarakat.
“Kami akui ini adalah kelalaian dari staf kami. Saya pribadi dan mewakili institusi menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya,” tuturnya.