OKES.NEWS - Setelah sempat tour keliling ke Zhuhai, Tiongkok, dan Bengaluru, India, tahun lalu, Rusia akhirnya membawa jagoan barunya Sukhoi Su-57 “Felon” ke panggung besar Dubai Airshow 2025. Buat Rusia, ajang ini seperti panggung emas yang jarang mereka dapatkan belakangan ini, apalagi sejak akses ke banyak pasar global makin terbatas. Jadi tidak heran jika mereka tampil habis-habisan, membawa line-up pertahanan paling mentereng, dengan Su-57 sebagai bintang utamanya.
Di Dubai, Su-57E versi ekspor dari jet tempur generasi kelima ini, dipamerkan bukan hanya secara statis, tetapi juga lewat demo terbang yang cukup agresif. Hal yang paling bikin publik heboh? Untuk pertama kalinya, Rusia membuka internal weapons bay Su-57 ke publik. Ini semacam momen “big reveal” yang ingin menunjukkan bahwa teknologi siluman mereka bukan sekadar klaim di brosur.
Saat bay depan terbuka, terlihat dua rudal anti-radiasi Kh-58UShK, plus sepasang rudal udara-ke-udara jarak dekat R-74M2. Kehadiran Kh-58UShK langsung menarik perhatian, karena kemampuan jet stealth membawa rudal anti-radiasi secara internal bukan hal yang banyak dimiliki kompetitor.
Demo terbangnya sendiri cukup atraktif. Jet ini memamerkan super-maneuverability khas keluarga Sukhoi, gerakan patah cepat, belokan ekstrem, dan manuver yang tampaknya ingin mengingatkan publik bahwa Rusia masih punya “napas panjang” dalam teknologi tempur udara. Penerbangan nonstop dari Rusia ke Dubai juga menjadi simbol bahwa Moskow sedang berusaha keras membangkitkan kembali pasar ekspor persenjataannya, terutama di kawasan Timur Tengah.
Walaupun begitu, status operasional Su-57 sebenarnya masih “work in progress”. Jet ini pertama kali terbang tahun 2010 dan baru resmi masuk dinas pada akhir 2020. Hingga kini, diperkirakan baru sekitar dua puluhan unit yang benar-benar siap operasional di Angkatan Udara Rusia. Target resmi mereka adalah 76 unit pada 2028, tapi progresnya berjalan lebih lambat dari rencana awal.
Menariknya, versi yang hadir di Dubai unit pengembangan T-50-9 juga jadi kesempatan untuk menunjukkan ambisi ekspor. Dari rumor yang paling sering muncul, Algeria disebut-sebut sebagai pembeli pertama Su-57E, dengan batch awal enam unit. Walaupun jadwal pengirimannya belum terdengar lagi, kabar tersebut tetap jadi “teaser” kuat bahwa Su-57 mulai mendapat peminat.
Yang jelas, lewat penampilan besar di Dubai Airshow 2025, Rusia ingin memberi pesan sederhana: mereka masih ada dalam game teknologi jet tempur generasi kelima. Dan dengan kombinasi stealth, kemampuan internal carriage untuk senjata besar, plus kerja sama dengan drone tempur Okhotnik-B, Su-57 sedang berupaya keras merebut panggung yang lama dikuasai F-35 dan J-20.
Jika tujuan Rusia adalah menarik perhatian pasar Timur Tengah, bisa dibilang langkah ini cukup berhasil setidaknya, untuk membuat dunia menoleh lagi kepada si “Felon”.