Cacar pada Sapi (Lumpy Skin Disease)

Cacar pada Sapi (Lumpy Skin Disease)

Oleh Drh Putut Pantoyo Fungsional Medik Veteriner Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU Salam Veteriner Di awal tahun 2022 telah dilaporkan adanya penyakit Lumpy Skin Disese di Pulau Sumatera yaitu di Provinsi Riau Sehingga Balai Veteriner Lampung BVet Regional III memberikan seruan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut Penyakit Lumpy Skin Disease dikutip dari situs resmi BalaiBesarVeteriner Bandarlampung Lumpy Skin Disease adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus LSDV Virus tadi merupakan materi genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan familiPoxviridae Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah leleran hidung dan mata air liur semen dan susu Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine Secara tidak langsung penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang peralatan kandang dan jarum suntik Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk genus aedesdanculex lalat Stomoxyssp Haematopotaspp Hematobiairritans migas penggigit dan caplak Riphicephalusappendiculatus dan Ambyommaheberaeum Lantas apakah LSD bisa menular ke manusia atau biasa disebut sebagai penyakit zoonosis Dikutip dari dokumen Organisasi Pangandan Pertanian FAO lumpy skin disease tidak menyerang manusia Meskipun tingkat penularannya sangat tinggi angka morbiditasnya akan tetapi angka kematian sangat rendah angka mortalitanya Angka mortalitasnya sekitar 2 5 akan tetapi penyakit LSD ini akan sangat merugikan secara ekonomi bagi peternak Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan FKH Universitas Gadjah Mada UGM Prof drh Wasito Ph D penyakit lumpy skin disease atau kulit benjol pada sapi dan kerbau tidak menular ke manusia Namun daging sapi yang terinfeksi penyakit akibat Capripoxvirus itu tidak layak untuk dikonsumsi Tidak bersifat zoonosis Penularan terjadi terutama pada sapi lain dan kerbau ujar Wasito dalam keterangan tertulis Humas UGM Rabu 9 03 2022 Wasito menyampaikan pemilik peternakan sapi dan kerbau yang mendapati ternaknya terinfeksi LSD agar mendisinfeksi kandang Kemudian sapi yang sudah terinfeksi disarankan untuk dipisahkan dengan yang lainnya atau diisolasi Sapi yang sakitsegera di stamping out dan sapi tersebut dagingnya tidak layak untuk konsumsi tegasnya Menurut Wasito daging tidak layak konsumsi ini menurut Wasito disebabkan sapi yang terkena LSD kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus Lumpy skin disease yang menginfeksi sapi sebenarnya dapat diamati dari gejala klinisnya Wasito menilai melonjaknya kasus penyakit ini disebabkan lambatnya deteksi dini di lapangan Dapat diketahui dari lesipatologi sanatomis pada sapi di lapangan Bisa jadi pada kasus tersebut terlambat diketahui ucapnya Penyakit benjolan kulit atau lumpy skin disease LSD saat ini tengah mewabah dengan menyerang peternakan sapi di beberapa daerah Seperti diketahui penyakit akibat virus ini menyebabkan luka pada kulit demam kehilangan nafsu makan dan penurunan produksi Bahkan dapat menyebabkan kematian pada sapi dan kerbau Sehingga diharapkan untuk seluruh peternak di Indonesia khususnya yang ada di wilayah Baturaja dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadannya terhadap penyakit LSD ini Karena LSD penularannya sangat cepat dan bisa menimbulkan kerugian yang besar secara ekonomi Segera laporkan jika menemukan gejala penyakit LSD kepada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU agar dapat ditindaklanjuti dan diberikan penanganan secara cepat dan tepat Peternak juga diharapkan tidak terbujuk dengan iming iming harga murah sapi yang dijual karena kemungkinan sapi tersebut terkena penyakit LSD atau penyakit yang lainnya Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menyelamatkan peternak sapi dan kerbau di Indonesia Viva Veteriner

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: