Pemerintah Sedang Bahas Kenaikan Harga BBM

Pemerintah Sedang Bahas Kenaikan Harga BBM

Foto: Ilustrasi. (*)--

OKES.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebut keputusan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini dalam pembahasan oleh pemerintah.

"Masih dalam penggodokan, masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan atau tidak," kata Wapres usai menghadiri Acara Haul Ulama Indonesia Ke-23 Tahun Almarhum Habib Umar Bin Hood Alatas di Depok, Jawa Barat.

Dia mengatakan saat ini beban subsidi negara atas harga BBM sangat besar, lebih dari Rp500 triliun. Sehingga jika ada kenaikan harga BBM maka hal itu dalam rangka upaya agar subsidi bisa terus berlanjut.

BACA JUGA: Pertamina Resmi Naikan Tiga Jenis BBM

"Bagaimana supaya ini berjalan dengan baik. Jadi APBN kita bisa menopang, tapi juga tidak kemudian kita sampai tidak mampu memberikan subsidi, dan ini sudah ditetapkan 2023," jelasnya.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pekan depan.

Menurut Luhut, dalam acara Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Jumat (19/8), Presiden Jokowi telah mengindikasikan bahwa pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan pertalite dengan harga saat ini.

BACA JUGA: Dinilai Membahayakan, Antrean BBM Ditertibkan

"Mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," katanya dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Diungkapkan Luhut, Indonesia sudah cukup baik menjaga laju inflasi di level yang terkendali saat ini

Inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi Indonesia masih lebih rendah dari sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen; Uni Eropa sebesar 8,9 persen, bahkan Turki sudah mencapai 79,6 persen.

BACA JUGA: Pastikan Stok BBM Aman Jelang Nataru, Pertamina Tambah Stok

Namun, capaian inflasi ini melebihi dari batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen.

Luhut pun telah meminta timnya untuk membuat modelling kenaikan inflasi. Menurut dia, meski saat ini masih tergolong terkendali, laju inflasi akan sangat bergantung pada kenaikan solar dan pertalite yang masih disubsidi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id