Mencegah Bullying di Lingkungan Belajar

Mencegah Bullying di Lingkungan Belajar

Foto: Ilustrasi. (*)--

Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah/pondok pesantren adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah seperti guru, siswa, pegawai tata usaha, sekuriti, bahkan tenaga kebersihan juga perlu diedukasi tentang hal ini. 

Jika semua orang memahami bentuk-bentuk perundungan, dampak yang ditimbulkan bagi korbannya, dan juga bagaimana menghindari bullying, maka akan lebih mudah untuk meminimalisir potensi bullying di sekolah. Bentuk-bentuk sosialisasi dapat dilakukan dengan cara menempelkan poster-poster anti bullying, menyelipkan pesan anti bullying dalam pembelajaran, atau ketika kepala sekolah atau guru/ustadz memberikan amanat pada saat upacara bendera.

Ketiga, memberikan dukungan pada korban. Solusi bullying yang harus dilakukan adalah memberikan dukungan kepada korban bullying. Korban bullying biasanya merasakan ketakutan dan kecemasan berada di lingkungan di mana ia mengalami bullying. 

Oleh karena tunjukkan bahwa guru dan teman-temannya peduli akan dapat membantu korban bullying merasa aman kembali. Jangan lupa untuk bekerjasama dengan orang tua siswa sehingga korban bullying dapat hidup normal kembali.

Keempat, membuat peraturan yang tegas tentang bullying. Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus diberikan treatment supaya tidak terus terulang. 

Perlu bagi guru/ustadz dan juga sekolah/pondok pesantern membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa dimulai dari level peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Dengan demikian, semua orang akan tahu konsekuensi yang didapat ketika terjadi pembullyan. Nah, dengan begini para pembully akan menjadi jera dan tidak melakukan pembullyan lagi.

Kelima, memberikan teladan atau contoh yang baik. Bullying pada anak sering terjadi karena mencontoh orang-orang di sekitarnya. Sebagai guru, maka Guru Pintar harus sangat berhati-hati dalam bertindak maupun bertutur kata. Jangan sampai suka memberikan hukuman verbal yang tanpa disadari sudah masuk dalam kategori pembullyan. Hal ini tentu akan dicontoh oleh siswa-siswanya/santri.

Keenam, mengajarkan siswa/santri untuk melawan bullying. Bentuk perlawanan terhadap tindakan perundungan atau bullying tidak harus dengan cara kekerasan atau melakukan hal yang sama dengan pembullyinya. Salah satu cara melawan bullying adalah dengan berani melaporkan tindakan bullying terhadap gurunya. Dengan begitu, guru dan pihak sekolah/pondok pesantren akan dapat segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembullyian.

Ketujuh, membantu pelaku menghentikan perilaku buruknya

Secara langsung kalau guru ada disekolah dan melihat langsung siswa/santri yang membully kawanya langsung saja di hentikan!

Delapan, sering diadakan pertemuan orang tua/wali siswa. Pertemuan antar orang tua/wali siswa di sekolah sangat membantu mencegah terjadinya Bullying, karena secara langsung perkembangan anak diidk secara emosional orang tua lebih memahami.

Dampak bullying bagi korbannya sangatlah dahsyat. Beberapa contoh dampak bullying antara lain: depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian, terjadinya perubahan pada pola tidur dan makan, berkurangnya ketertarikan terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, masalah kesehatan, hingga menurunnya prestasi akademis. Bagi pelaku, dampaknya bisa sampai pada kriminalitas., yuk kita hentikan segala bentuk perundungan di sekitar kita!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: