Polda Bobol
ilustrasi bom.--
''Allahu Akbar...'' imam pun memulai salat duhur dengan gerakan takbiratul ikram, Senin lalu. Sekitar 300 jamaah berbaris di belakang sang imam. Mereka lagi khusuk-khusuknya berkonsentrasi ingin menghadap Allah.
BLAAAARRRR....!!!
Bom besar meledak. Persis di barisan pertama di belakang imam. Ruang dalam masjid itu hancur. Lebih 100 orang meninggal, hanya tiga yang bukan polisi. Lebih banyak lagi yang luka-luka: 220 orang.
Masjid itu memang masjid polisi. Di dalam markas polisi. Semacam di Mapolda. Detasemen antiteror pun bermarkas di situ. Dilengkapi pula asrama polisi. Sekitar 600 polisi tinggal di asrama itu.
Begitu banyak polisi yang salat duhur berjamaah. Tepat waktu pula: 13.30 waktu Pakistan. Hanya sedikit yang agak telat. Mereka masih ambil air wudu: berkumur, cuci muka, cuci tangan, cuci lubang hidung dan telinga, membasahi rambut dan cuci kaki.
Mereka yang sedang wudu itu terlempar sampai ke halaman. Bom itu begitu dahsyatnya: 12 kg.
Semua itu terjadi di Peshawar, kota paling dekat dengan perbatasan Afghanistan. Peshawar kota transit menuju bagian selatan Afghanistan.
Bom meledak di Peshawar bukan barang baru. Tapi bahwa bom itu meledak di markas polisi, di masjid pula, sulit di mengerti: bagaimana pengebom membawa amunisinya masuk ke markas polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: