Hakikat Cobaan atau Ujian di Dunia

Hakikat Cobaan atau Ujian di Dunia

Khotib : Ust. A Yasin--

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah 

 

Cobaan dan ujian merupakan sunnatullah yang Allah berlakukan terhadap setiap hamba-hamba-Nya. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Al-Qur'an dan hadits:

 

Pertama: cobaan dan ujian merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Sebagaimana hadits Nabi :

 

 إنّ عِظَمَ الْجَزاءِ مَعَ الْبَلاءِ وإنّ اللهَ تعالى إذا أحَبّ قَوْماً إبْتَلاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فلَهُ الرِّضَا ومَنْ سَخِطَ فلَهُ السُّخْطُ

 

“Besarnya suatu pahala adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya Allah swt. apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika (dengan ujian tersebut) mereka ridha, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa yang marah (tidak ridha), maka Allah pun marah terhadapnya.” 

 

Kedua: menyadari sepenuhnya bahwa dunia ini bersifat fana, apa saja yang ada di dunia ini bakal sirna dan musnah, tidak ada sesuatu yang langgeng dan abadi. Apapun yang terjadi di dunia ini bersifat sementara dan terbatas, ada saat-saat di mana manusia menikmati kesenangan pada saat yang lain terjadi sebaliknya. Bagaikan roda yang selalu berputar, terkadang ada yang di atas dan ada pula yang di bawah, dan tidak selamanya seseorang berada di atas dan tidak pula selamanya seseorang berada di bawah begitu juga sebaliknya.

 

Ketiga: memandang setiap ujian dan cobaan sebagai sarana peningkatan ketakwaan seseorang kepada Allah swt untuk mencapai peningkatan kualitas pribadi yang baik dalam konteksnya sebagai manusia kamil yakni manusia yang sempurna. Dengan gambaran bahwasanya menganggap adanya ujian dan tantangan dalam hidupnya merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pribadinya. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Sa’d bin Abi Waqash: suatu ketika dia bertanya kepada Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Nabi menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka.

 

Ketahuilah bahwa Seorang hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan kadar keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: