Dorong Mubaligh OKU Berdakwah yang Menyenangkan

Dorong Mubaligh OKU Berdakwah yang Menyenangkan

PEMBEKALAN: Puluhan Mubaigh Muhammadiyah mengikuti pembekalan dan pengukuhan Korps Mubaligh Muhammadiyah OKU periode 2023-2027 di Pendopo Rumah Dinas Bupati OKU, Sabtu (18/11/2023). (Foto: Gus Munir/OKES)--

BATURAJA-OKES.NEWS,  Sebanyak 50 mubaligh Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengikuti pembekalan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan (Sumsel). 

Kegiatan yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati OKU, Sabtu (18/11/2023) tersebut juga dilakukan pengukuhan Korps Mubaligh Muhammadiyah OKU periode 2023-2027.

Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah OKU, Prof Dr Ir H Gribaldi MSi mengatakan Korps Mubaligh Muhammadiyah OKU dibentuk sebagai wadah para mubaligh untuk menyatukan persepsi dalam melakukan dakwah. Juga sekaligus sebagai wadah silaturahmi sesama mubaligh.

BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024 di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Personel Patroli Tak Diizinkan Mampir

“Nantinya para mubaligh ini akan diterjunkan ke kecamatan sesuai zona masing-masing,” kata Prof Dr Ir H Gribaldi MSi di sela acara, Sabtu (18/11/2023).

Diharapkan, lanjut  Gribaldi nanti warga Muhammadiyah dalam melakukan pengajian aksesnya lebih mudah. “Adanya wadah ini, kami juga lebih mudah dalam monitoring,” lanjutnya.

Gribaldi juga berharap, nantinya para mubaligh dalam memberikan materi dakwah kepada masyarakat yang menyenangkan dan menggembirakan. “Tidak kaku tanpa humor,” sambungnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd mengatakan hampir 60 persen penduduk Indonesia anak-anak muda. Sehingga, dalam berdakwah tidak kaku dan monoton.

BACA JUGA:Ponpes Rehabilitasi ODGJ di OKU Diberikan Bantuan

“Bisa dalam berdakwah diselingi guyonan, atau semacamnya. Sehingga, tidak membosankan. Ini mungkin aka mudah diterima untuk masyarakat terutama kalangan muda,” ungkap H Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd.

Teddy menambahkan, Kabupaten OKU saat ini zero konflik. Punya toleransi yang luar biasa. Untuk itu, Teddy berharap para mubaligh bisa mensosialisasikan hal tesebut.

“Mubaligh bisa menyatukan pandangan-pandangan walaupun berbeda tapi tidak menimbulkan konflik sosial. Lupakan perbedaan-perbedaan, gunakan bahasa-bahasa santun dalam melakukan dakwah,” pungkasnya. (gsm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: