Pelatih Belanda Kritik Program Naturalisasi Indonesia, Langsung Diserang Netizen
Pelatih Timnas Belanda, Ronald Koeman.-Foto: Istimewa---
OKU EKSPRES - OKES.NEWS - Pelatih tim nasional Belanda, Ronald Koeman, memberikan kritik tajam terhadap program naturalisasi yang dilaksanakan oleh PSSI.
Menurutnya, ada banyak pemain Belanda yang telah direkrut untuk memperkuat timnas Indonesia.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal di Belanda, Koeman menegaskan ketidaksetujuannya terhadap langkah PSSI yang mengambil pemain dengan keturunan Indonesia.
“Menjadi Indonesia tampak sangat menguntungkan karena mereka dapat dengan mudah memilih pemain yang memiliki darah Indonesia. Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) seolah menjadi pabrik bagi timnas Indonesia,” ungkap Koeman.
Pernyataan keras Koeman ini langsung memicu reaksi negatif dari para penggemar timnas Indonesia.
BACA JUGA:Museum Permen Pertama di Dunia Segera Buka di Dubai
BACA JUGA:Xiaomi 14T dan 14T Pro Resmi Meluncur di Indonesia, Dibekali Dimensity 8300-Ultra dan 9300+
Banyak yang mengingatkan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia, ketika Belanda mengambil rempah-rempah secara sepihak.
Salah satu pengguna media sosial, @candra_fob, menulis, “Selama 350 tahun, Belanda memanen rempah-rempah seakan memiliki kebun di Indonesia. Sekarang, Indonesia 'membalas dendam' dengan merekrut pemain sepak bola seakan memiliki pusat pelatihan di Belanda.”
Pengguna lain, @dali_zain, menambahkan, “Negara Anda menjajah Indonesia selama 3,5 abad dan banyak yang menikah dengan orang Indonesia.”
Sementara @agieypradana berkomentar, “Itu adalah harga yang harus dibayar karena selama ini kalian telah menguras sumber daya alam kami. Kini saatnya kami 'memanen' kembali.”
Berlanjut dengan, “Pasti ada timbal balik. Tidak mungkin semuanya gratis. Ini sebagai bentuk ucapan terima kasih atas penjajahan yang kalian lakukan pada kami,” kata @shanti_adji.
BACA JUGA:Museum Permen Pertama di Dunia Segera Buka di Dubai
BACA JUGA:Infinix Rilis Smart 9, HP Entry-Level dengan Janji Kinerja Stabil 48 Bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: