Anak Suka Fast Food? Hati-Hati dengan Risiko Ini!
Ilustrasi makanan cepat saji. (Foto:Freepik)--
OKES.NEWS - Fast food sekarang jadi pilihan banyak orang tua, terutama saat si Kecil susah makan. Makanan seperti pizza, hamburger, atau donat sering bikin anak makan dengan lahap. Tapi, orang tua perlu pikir-pikir dulu sebelum memberikan makanan cepat saji ini.
Kenapa? Meskipun anak-anak suka, fast food bisa berdampak negatif. Salah satunya, konsumsi makanan ini bisa meningkatkan risiko depresi pada anak. Di masa tumbuh kembang, anak butuh nutrisi yang lengkap, dan fast food bukan pilihan yang tepat.
Selain kurang gizi, makanan cepat saji biasanya mengandung banyak gula, garam, dan kolesterol. Kalau dimakan berlebihan, bisa muncul berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan emosional seperti depresi.
Menurut Alodokter, depresi adalah gangguan mental yang bisa dipicu oleh banyak faktor, seperti perceraian orang tua, bullying, atau masalah pada sistem saraf. Lalu, apa hubungannya dengan fast food?
BACA JUGA:Mobil Listrik Baru Xiaomi, YU7, Bikin Penasaran! Launching 2025!
BACA JUGA:Realme C75 Smartphone Keren dengan Helio G92 Max dan Baterai 6000mAh!
Seperti yang sudah dibahas, memberikan ASI saat bayi dan makanan bergizi seimbang sangat penting untuk tumbuh kembang si Kecil. Makanan bergizi tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tapi juga membantu meningkatkan kecerdasan, stabilitas emosi, dan menurunkan risiko gangguan mental.
Sebaliknya, fast food yang tinggi kalori tapi rendah nutrisi bisa menyebabkan obesitas jika terlalu sering dimakan. Anak yang obesitas lebih rentan terhadap masalah emosional, rasa rendah diri, dan depresi. Masalah sosial, seperti perundungan, juga bisa memperburuk kondisi emosional mereka.
Penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsumsi fast food dengan gangguan mental dan perilaku pada anak. Tapi, mengubah pola makan ke arah yang lebih sehat bisa membantu meningkatkan kesehatan mental mereka.
Jadi, orang tua perlu lebih selektif dalam memilih makanan untuk si Kecil. Pilih makanan yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga kaya gizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan susu rendah lemak. Mengajak si Kecil makan bersama keluarga juga bisa membantu mengatasi masalah makan. Suasana yang nyaman saat makan tanpa paksaan bisa mencegah trauma dan membentuk kebiasaan makan yang baik.
Kalau si Kecil masih pilih-pilih makanan, ajak dia untuk memahami pentingnya mengonsumsi makanan beragam yang kaya vitamin dan mineral untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, tunjukkan contoh dengan kebiasaan makan sehat yang konsisten agar bisa ditiru oleh si Kecil. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: