5 Tahap Membangun Sales Pipeline agar Target Penjualan Tercapai

OKES.NEWS - Mencapai target penjualan tidak hanya dicapai dengan kerja keras, tapi juga strategi yang terstruktur. Dalam penjualan modern, bisnis serta tim sales membutuhkan kerangka visual yang menggambarkan setiap tahap dalam proses penjualan, seperti strategi sales pipeline.

Sayangnya, masih banyak bisnis yang memanfaatkan strategi ini secara maksimal. Dalam artikel ini mari kita bahas, kita akan mencari tahu apa saja tahapan dalam pipeline penjualan, dan bagaimana perannya dalam mendongkrak performa penjualan. 

Apa Itu Sales Pipeline dan Apa Fungsinya?

Sales pipeline merupakan representasi visual dari proses penjualan yang menunjukkan posisi setiap prospek dalam perjalanan menuju keputusan pembelian. Pipeline ini diibaratkan sebagai peta yang membantu tim sales untuk melihat keberadaan peluang, dan langkah tepat seperti apa yang harus diambil.

BACA JUGA:Belanja Online Tanpa Ribet? Ini Alasan Kenapa Semua Orang Lagi Bahas Shopee!

Pipeline juga akan menunjukkan informasi tentang bagaimana tim sales dapat memprioritaskan prospek serta upayanya untuk mencapai hasil yang maksimal. Pipeline biasanya terintegrasi dengan berbagai sistem secara terstruktur yang memungkinkan pemantauan prospek secara real-time. Bisnis juga dapat menerapkan otomatisasi ke dalam tugas-tugas rutin penjualan tersebut.

Peran pipeline dalam proses penjualan

Secara praktik, sales pipeline memecah proses penjualan menjadi beberapa tahap yang terukur dan terdefinisi. Ketika dibangun dengan baik, pipeline akan memberikan tim sales terkait status terkini dari setiap prospek. Hal ini juga akan memudahkan bisnis dalam menyusun prediksi penjualan di masa mendatang berdasarkan peluang yang aktif.

Terutama bagi manajer penjualan, tugas monitoring akan terasa lebih ringan, karena performa akan tercatat secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, integrasi yang cerdas dengan chatbot untuk penjualan dapat membantu penyaringan prospek yang berkualitas menjadi lebih cepat.

BACA JUGA:Perkuat Ketahanan Pangan dan Gizi Nasional, BRI Salurkan Pembiayaan Kepada Koperasi Penyuplai Bahan Pangan MBG

Dampak sales pipeline terhadap target KPI

Ketika bisnis tidak menggunakan pipeline, hasilnya akan berbeda dengan bisnis yang tidak menggunakannya. Karena pipeline akan membuat proses penjualan lebih proaktif dan terukur berbasis data. Berikut beberapa dampak sales pipeline terhadap pencapaian target KPI.

• Meningkatkan tingkat konversi prospek menjadi pelanggan.
• Mempercepat siklus penjualan melalui tindak lanjut yang tepat waktu.
• Memberikan visibilitas lebih baik terhadap performa tim sales.
• Memprediksi pendapatan penjualan secara lebih akurat.
• Memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan data real time.

Tahap 1 – Prospek: Menemukan Peluang Baru

Tahap pertama dalam membangun sales pipeline adalah prospek, yaitu proses menemukan dan mengidentifikasi calon pelanggan yang berpotensi membeli produk kita. Kualitas prospek yang masuk akan menentukan efektivitas tahapan selanjutnya. Maka, penting bagi tim sales untuk tidak hanya fokus pada jumlah prospek yang masuk ke dalam pipeline. Tetapi juga fokus pada kesesuaian prospek terhadap profil pelanggan ideal yang sudah ditetapkan sebelumnya.

BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Begini Cara Mudah Mendapatkannya!

Menyusun daftar prospek berkualitas

Sebelum mulai menghubungi calon pelanggan, pastikan tim sales memiliki daftar prospek yang relevan. Penyusunan daftar tersebut dapat dimulai dengan menggunakan data pelanggan yang sudah ada. Namun, selalu pastikan bahwa prospek yang terkumpul memenuhi kriteria dasar dari Ideal Customer Profile (ICP) yang sudah ditentukan.

Agar proses prospecting lebih efisien dan terukur, pertimbangkan menggunakan alat bantu seperti: CRM, email finder, outreach tools, hingga chatbot dan formulir online yang saling terintegrasi.

Tahap 2 – Kualifikasi: Memastikan Potensi Pelanggan

Karena tidak semua prospek layak untuk masuk ke dalam sales pipeline dan dikejar hingga tahap akhir, maka bisnis membutuhkan proses kualifikasi yang tepat. Yaitu, dengan menilai apakah prospek memiliki kebutuhan, anggaran, dan otoritas untuk membuat keputusan pembelian. 

Sumber: