Disway award

Angka Stunting di OKU Selatan Turun Jadi 16,6%

Angka Stunting di OKU Selatan Turun Jadi 16,6%

Pemkab OKU Selatan menggelar rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). (Foto: HOS)--

OKES.NEWS - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Joni Rafles, A.P., M.Si., secara resmi membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Rabu (29/10/2025). 

Kegiatan ini digelar dalam rangka mempercepat pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting melalui pemanfaatan aplikasi Web Bangda.

Dalam laporannya, Kepala Dinas PPPAPPKB OKU Selatan, Umu Manazilawati, S.K.M., M.M., menjelaskan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor.

Yakni dalam penyusunan data, pemetaan sasaran, serta pelaksanaan program pencegahan stunting agar lebih efektif dan terukur.

Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

BACA JUGA:Volume Sampah Meningkat, TPA Pelawi Butuh Fasilitas Pengolahan Sampah

“Tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang mengamanatkan pelaksanaan delapan aksi konvergensi secara terintegrasi dengan perencanaan pembangunan daerah,” ungkap Umu.

Dalam sambutannya, Asisten I Setda OKU Selatan, Joni Rafles menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting merupakan program prioritas nasional yang harus diimplementasikan hingga ke tingkat desa. 

“Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 14 persen pada akhir 2025,” ujar Joni.

Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2024, angka stunting di OKU Selatan berhasil turun signifikan — dari 23 persen pada 2023 menjadi 16,6 persen pada 2024. 

Atas capaian tersebut, Bupati OKU Selatan memberikan apresiasi kepada seluruh kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta tenaga lapangan yang telah bekerja keras di lapangan.

BACA JUGA:Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Kantah Lombok Barat dilantik

“Penurunan ini merupakan hasil kolaborasi semua pihak. Namun kita tidak boleh berpuas diri. Pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan, harus terus diperkuat,” imbuhnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemutakhiran data secara akurat dan tepat waktu melalui Web Bangda, agar evaluasi dan percepatan program TPPS di seluruh kecamatan dan desa dapat berjalan optimal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: