طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
Dalam konteks era digital saat ini, memperdalam ilmu agama tidaklah sulit karena ada banyak sumber belajar yang dapat diakses melalui internet seperti kitab-kitab online, video tutorial, maupun kajian-kajian online yang diselenggarakan oleh para ulama. Namun, kita juga harus bijak dalam memilih sumber belajar yang benar dan dapat dipercaya agar tidak terjebak dalam informasi yang salah. Sebagai umat Islam, kita seharusnya tidak mudah terprovokasi dengan konten-konten media sosial tentang agama yang belum tentu kebenarannya. Sebagai gantinya, kita sebaiknya mempelajari agama kepada ulama yang kompeten dan memiliki jelas silsilah keilmuan.
Mengapa harus belajar kepada ulama yang kompeten dan jelas silsilah keilmuannya? Karena mereka adalah orang-orang yang telah mempelajari agama secara mendalam dan menguasai ilmu agama dengan baik. Selain itu, mereka juga memiliki silsilah keilmuan yang jelas sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Belajar kepada ulama yang kompeten dan memiliki jelas silsilah keilmuan dapat membantu kita memperoleh pemahaman yang benar tentang agama. Selain itu, mereka juga dapat membimbing kita dalam menghadapi berbagai masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pandangan-pandangan yang sesuai dengan ajaran agama.
Beragama seharusnya dilakukan dengan cara yang moderat dan memprioritaskan esensi dari ajaran agama. Beragama tidak semata-mata tentang tampilan fisik atau pemahaman agama yang bersifat tekstual semata, melainkan lebih kepada praktek-praktek keagamaan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Islam mengajarkan kepada kita untuk beragama dengan cara yang seimbang dan moderat, sebagaimana terdapat dalam ayat Al-Quran berikut:
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ
Artinya: “Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan (moderat) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. “ (QS. Al-Baqarah:143)
Beragama dengan cara yang moderat dan memprioritaskan esensi dari ajaran agama, terutama kemanusiaan, dapat membantu kita menjadi umat yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Kita dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dengan beragama secara seimbang dan mempraktekkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Ramadhan ini menjadikan kita sadar untuk menahan diri dari mengonsumsi informasi tentang agama dari sumber yang tidak jelas di media sosial. Semoga kita selalu diberi petunjuk yang benar dalam belajar agama di era media sosial. Amin