Stakeholder ini merupakan sasaran yang penting agar terbentuk persamaan persepsi mengenai kesehatan jemaah haji. Diharapkan ketua kloter, pembimbing ibadah, Karom, dan Karu menjadi duta promosi kesehatan, yang tidak hanya fokus pada ibadah haji namun juga menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan, yang dapat mendukung kesempurnaan ibadah haji.
Dukungan dari Kementerian Agama sebagai penyelenggara ibadah haji Indonesia berupa dukungan moral, kebijakan, dan sarana prasarana. Hal itu sangat penting bagi suksesnya penyelenggaraan kesehatan haji khususnya promosi kesehatan.
''Dengan promotif dan preventif yang masif, harapannya para jemaah haji tau, mau, dan mampu menjaga kesehatannya. Jika badan sehat maka ibadahpun menjadi lebih sempurna,'' ungkap Sekjen Kunta.
Pesan promosi kesehatan yang diusung oleh tim Promkes yakni bagaimana jemaah haji mengantisipasi faktor risiko kesehatan yang sering terjadi selama penyelenggaraan ibadah haji seperti akibat cuaca panas, peningkatan aktifitas fisik, peningkatan kepadatan massa, keterbatasan sarana umum seperti lift, tempat tidur, dan toilet.
Selanjutnya jemaah haji juga diberikan pesan kesehatan terkait penyakit yang biasanya menyerang jemaah haji hingga penyebab kematian dan bagaimana pencegahannya, sesuai dengan tagline Tim Promkes tahun 2023 'Ramah Lansia Melayani dengan Hati'.
BACA JUGA:112 Calon Jamaah Haji OKU Belum Lunasi BPIH
Suhu di siang hari bisa mencapai 40 derajat celsius atau lebih. Berbeda dengan di Tanah Air, kelembaban udara di Madinah lebih rendah.
Kelembaban udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Diketahui bahwa mekanisme berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah.
Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.
''Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,'' tutur dr. Imran.
BACA JUGA:Menteri Haji Saudi Resmi Serahkan MoU 2023 Kuota Haji ke Menag Yaqut
Terdapat 5 penyakit yang sering muncul karena cuaca panas dan dialami oleh jemaah haji yaitu;
1 Infeksi saluran pernapasan atas (ispa).
Gejala yang sering muncul yaitu batuk. Udara kering Madinah dapat menyebabkan lapisan didalam mulut dan hidung kita menjadi kering dan memicu terjadinya batuk. Makanya harus banyak atau sering minum.