OKES.NEWS, Beragam cerita legenda tersebar di Indonesia, yang dikenal dengan kekayaan suku dan bahasa.
Selain itu, cerita Rakyat juga mengisahkan deretan cerita para legenda dan mitos peninggalan para leluhur(puyang).
Seperti cerita desa gaib atau legenda Puyang Tanjung Siman yang masih melekat sebagai cerita Rakyat di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel.
Cerita desa gaib atau legenda Puyang Tanjung Siman yang terjadi di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Masih menjadi hal yang belum bisa terkonfirmasi kebenarannya.
Konon Desa Gaib Tanjung Siman menceritakan kisah mistis yang hingga kini masih menjadi kepercayaan di kalangan Warga setempat.
Kisah desa gaib atau desa lengit (hilang) masih dipercaya merupakan cerita legenda yang pernah dialami oleh rakyat OKU.
Bahkan, hingga saat ini masih menyimpan beragam misteri. Desa gaib atau dikenal dengan desa lengit (hilang) mempunyai asal muasal.
Menurut legenda. Di waktu Silam, ada sekelompok warga yang menetap tinggal di desa gaib yang berada di kawasan kecamatan Pengandonan (saat ini), OKU Sumatera Selatan (Sumsel).
Orang itu hingga saat ini, dikenal sebagai Puyang Tanjung Siman.
Puyang Tanjung Siman saat itu sedang hendak pergi mencari ikan di aliran ungai Ogan.
Dalam perjalananya, Puyang Tanjung Siman menemukan seekor ular yang sedang berganti kulit.
Ular itu memiliki bobot besar dan mempunyai kulit yang indah.
Tanpa ragu, Puyang Tanjung Siman pun kemudian mengambil sebagian kulit yang sudah lepas dari tubuh ular untuk dibawa pulang.
Diselipkanlah beberapa kulit ular itu dipinggangnya. Namun, tanpa disadari oleh Puyang Tanjung Siman.
Kulit ular yang diselipkan dipinggang Puyang Tanjung Siman ternyata merubah dirinya menjadi tak terlihat oleh mata orang lain.
Puyang Tanjung Suman yang tak mengetahui bahwa dirinya tak bisa dilihat oleh orang secara kasat mata. Karena kekuatan spritual sisik ular itu, terus melanjutkan perjalanan untuk pulang menuju ke rumah.
Setibanya di rumah, Puyang Tanjung Siman lalu bertemu sang ibu. Namun, Sang ibu tak tahu jika ada Puyang Tanjung Siman di rumah itu.
Puyang Tanjung Siman seperti biasa melakukan aktifitas sehari-harinya, seperti makan dan minum, lalu istirahat.
Keesokkan harinya, puyang Tanjung Siman yang masih belum menyadari bahwa dirinya tak terlihat, kemudian pergi menuju kebunnya.
Sepulang dari kebun, Puyang Tanjung Siman yang masih tak tahu apa-apa, terkejut melihat kondisi rumahnya sudah dalam kondisi ramai.
Penasaran, kemudian Puyang tanjung Simang langsung mendatangi dan melihat wajah sang ibu tampak begitu sedih.
Ternyata, sang Ibu sedang mencari keberadaan puyang Tanjung Simang. Yang dianggapnya tidak pulang-pulang.
Padahal, Puyang Tanjung Simang selama ini selalu pulang ke rumahnya.
Hingga akhirnya, dia pun menyadari bahwa Ia kemarin masih menyimpan sisik ular yang diselipkan dipinggangnya.
Menyadari hal itu, Puyang Tanjung Simang kemudian melepaskan sisik itu, lalu meletakkan benda keramat itu jauh dari dirinya.
Akhirnya, Puyang Tanjung Simang, dalam kisah itu, kembali bisa dilihat oleh orang di sekitarnya.
Singkat cerita. Terdengar kabar bahwa desa yang ditempati oleh Puyang Tanjung Simang akan diserang dan ingin diiambil alih oleh pihak luar.
Mendengar itu, menyadari dengan kemampuan yang ada ternyata tak cukup untuk melakukan perlawanan dan berakhir dengan sia-sia saat menghadapi serangan lawan.
Akhirnya, Puyang Tanjung Siman teringat akan barang pusaka yang disimpannya.
Yakni, sisik ular yang ia simpan sejak lama.
Kemudian, ia memutuskan dan mengajak warga lainnya untuk meletakkan sisik ular disetiap sudut desa.
Tujuannya adalah, agar desa tersebut tidak terlihat oleh siapapun. Setelah dipasangi sisik-sisik ular itu, akhirnya desa tersebut menjadi tak terlihat sama sekali.
Meski selamat dan terhindar dari penyergapan musuh.
Namun nahas, ternyata dalam cerita ini. Puyang Tanjung Siman lupa meletakkan dimana saja setiap sisik tersebut terpasang.
Dengan begitu, hingga kini, konon ceritanya, desa tersebut akhirnya tak terlihat kasat mata.(*)
Disclaimer:
Perlu diingat, setiap cerita rakyat mempunyai sudut pandang berbeda dari setiap cerita yang didapat mempunyai arti dan makna tersendiri.(*)