"Sesungguhnya masyarakat melalui keluarga sangat berperan.Untuk itu, mereka harus tahu apa penyebab dan bagaimana mencegah stunting, sehingga mereka akan berpartisipasi aktif," kata Teguh.
Menurut Teguh, salah satu infrastruktur yang efektif untuk memberdayakan keluarga terkait program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting adalah Mobil Unit Penerangan (Mupen) BKKBN.
Melihat strategisnya Mupen, pada April 2012 BKKBN pernah mengadakan kegiatan bertajuk "Jawara Mupen on the Road". Ketika itu pelepasan dilakukan di Kota Cilegon, Banten, dan berakhir di Madura, Jawa Timur.
Teguh mengatakan kemampuan pemerintah dalam mendukung program percepatan penurunan stunting sangat terbatas, termasuk dalam penganggaran. Untuk mengatasi keterbatasan itu, BKKBN mengajak banyak pihak bergotong-royong.
"Gotong royong itu di antaranya berupa dukungan pemberdayaan ekonomi dan penyediaan makanan bergizi melalui program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting), dan juga melalui program Kakak Asuh Turunkan Stunting," urai Sukaryo.
Sukaryo juga mengatakan, pelayanan kontrasepsi yang dilakukan bidan berkontribusi besar terhadap penurunan prevalensi stunting.
Dengan menjadi akseptor, seorang ibu dapat mengatur jarak kelahiran dengan baik dan dapat mengatur jumlah anak yang dilahirkan.
"Harus komprehensif dalam menurunkan prevalensi stunting," jelas Teguh..
Teguh menyebut peran TNI, Polri, perusahaan swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) hingga mitra kerja BKKBN lainnya yang sangat solid dalam mendukung program percepatan penurunan stunting.
BACA JUGA:Masyarakat Antusias Ikuti Sosialisasi Hari Keluarga Nasional dan Cegah Stunting dari BKKBN
Teguh juga mengemukakan tentang Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) 2023 yang berlangsung selama satu bulan dari 1 - 31 Juli. Hasil PPK 23 tidak hanya digunakan untuk kepentingan program Pembangunan Kekuarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kecana) saja, tetapi juga dipakai untuk melakukan intervensi, salah satunya dalam hal kemiskinan ekstrem dan program terkait lainnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon, Helldy Agustian, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Kota Cilegon pernah meraih peringkat pertama terbaik capaian prevalensi stunting tingkat Provinsi Banten tahun 2022 lalu.
Saat itu prevalensi stunting kota tersebut berada di posisi 18 persen (1.146 anak) dari 24 persen di 2021.
Percepatan penurunan stunting di Kota Cilegon bisa terjadi, menurut Helldy, karena dukungan kuat para pengusaha. Pada 2022 terdapat 295 industri di Kota Cilegon, 100 industri di antaranya adalah perusahaan asing.
Helldy mengakui tak mampu menyelesaikan masalah stunting tanpa kesertaan banyak pihak. "Banyak CSR bantu kami. Kami bekerja sebagai super tim, bukan Superman," jelas Helldy.
Sementara Komandan Pangkalan TNI-AL Banten, Kolonel Laut (P) Dedi Komarudin, SH melaporkan beberapa kegiatan yang menyertai acara Temu Jawara dan Pelayanan KIE-KB. Salah satunya berupa pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).