Inisiatif seperti pengembangan UMKM di destinasi pariwisata DPSP sejak tahun 2022 telah berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas UMK melalui pertemuan bisnis dengan sektor HOREKA (Hotel, Restoran, dan Kafe).
Kemajuan pariwisata di wilayah DPSP secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi UMK.
Dan kolaborasi yang berhasil memainkan peran penting dalam meningkatkan kapasitas UMK agar dapat menghadapi persaingan dengan baik.
Program UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator akan dilaksanakan selama lima bulan ke depan.
Peserta dikelompokkan berdasarkan kondisi bisnis mereka. Kelas "Go Modern" ditujukan bagi pelaku UMK yang fokus pada peningkatan kualitas produk dan pemasarannya.
Kelas "Go Digital" dan "Go Online" ditujukan untuk UMK yang fokus pada perluasan akses pasar melalui platform online.
Sementara itu, kelas "Go Global" ditujukan bagi UMK yang siap memasuki pasar global melalui kegiatan ekspor.
Peserta juga akan memiliki kesempatan untuk bersinergi dan mendapatkan fasilitas pendukung bisnis lainnya.
Melalui UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator, diharapkan UMKM dapat naik kelas, mendorong peningkatan produktivitas, mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan inovasi untuk tetap kompetitif, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk-produk dalam negeri.
Inisiatif pembinaan UMK melalui program UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator ini sejalan dengan Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan merupakan bagian dari praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Fadjar Djoko Santoso, Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero), menjelaskan bahwa UMK Academy adalah program pembinaan UMK yang terstruktur, berjenjang, dan terintegrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan mitra binaan.
Pembinaan UMK juga menyesuaikan dengan tren dan tantangan pasar, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung pengembangan UMK yang berkelanjutan dan optimal.
Pertamina berharap seluruh UMK dapat menjadi lulusan terbaik di bidangnya masing-masing, dengan mendorong kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk menyelaraskan pasokan dengan permintaan serta mengidentifikasi potensi pasar dan menjadi penggerak tren.
Fadjar menambahkan bahwa para pelaku UMK harus seimbang antara inovasi dan inisiatif dengan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan oleh pelaku UMK adalah memperhatikan kemasan produk dan dampaknya terhadap lingkungan.