Jawaban seperti dari arah penghuni makam tersebut lain dari pada yang lain.
“Bisa, kamu bisa mendapat ilmu laduni tapi tirakatmu masih kurang.”
Mbah Ma’roef langsung menangis sedih dan putus asa. “Saya sudah tirakat seperti ini kok ya masih kurang.”
Dengan rasa putus asa beliau kembali ke pondok dan terus menangis.
Ternyata Kiai Khalil mengetahui apa yang dirasakan muridnya kemudian beliau bertanya kepada Mbah Ma’roef.
“Ma’roef, sudah berminggu-minggu kamu tidak berada di pondok, pergi kemana saja kamu?” Tanya Kyai Khalil.
“Saya riyadhah di kuburan wali-wali, semua tidak bisa memberi saya ilmu laduni.
Terakhir riyadhah di Bujuk Sangkak, katanya saya bisa mendapatkan ilmu laduni, tapi riyadhah saya masih kurang.
Riyadhah yang bagaimana lagi yang mesti saya lakoni, padahal semua riyadhah sudah saya jalankan.”
Namun, perjalanan spiritualnya berubah ketika Mbah Maroef ini mendengar pesan dari Mbah Abu Syamsuddin di Batu Ampar Madura.
Pesan tersebut berbunyi bahwa orang yang mengkhatamkan al-Qur'an sekali duduk akan mendapatkan keinginannya.
Mbah Ma’roef mengambil tantangan ini dengan tekad kuat, dan hasilnya tidak pernah disangka-sangka.
Setelah mengkhatamkan al-Qur'an Mulai Subuh sampai Ashar ada keajaiban. Beliau Mbah Ma'roef merasakan diterpa angin Lisus (anginn- kencang) yang menerjang tubuhnya, diikuti oleh pengalaman spiritual yang mendalam.
Pada saat itu, ada ilmu-ilmunya merasuk ke kepalanya. Bertambahlah ilmu Mbah Ma'roef semakin meluas. Semua kitab-kirab dikuasai.