SOSOH BUAYRAYAP , OKES.NEWS - Petani kopi di Kecamatan Sosoh Buayrayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengeluh. Itu karena harga jual kopi produksinya alami penurunan.
Di mana sebelumnya hargaa sempat tembus Rp40 ribu perkilogramnya, kini merosot diangka Rp 33 ribu perkiogram.
“Sudah harganya turun, produksi buah kami juga lebih sedikit dibandingkan dengan hasil sebelum-sebelumnya,” kata salahsatu petani kopi di Kecamatan Sosoh Buayrayap, Pupung.
Petani semakin menjerit lantaran harga pupuk semain tinggiu. Sehingga, membuat pengeluaran petani membengkak dalam beberapa waktu terakhir.
BACA JUGA:PJ Bupati OKU Turun Langsung ajak Peran Serta Masyarakat OKU Jaga Kebersihan
“Serba salah kami ini. Mau mupuk biar hasilnya melimpah, harga pupuknya naik terus. Tidak dipupuk, hasil buahnya anjlok. Sehingga, modal dan penghasilan kami tidak sebanding,” ucap Pupung.
Bahkan, lanjut Pupung akibat kemarau panjang ini, berdampak pada pohon kopi. Panas yang tinggi membuat pohon kopi diserang hama.
“Seperti, buah kopi kami diserang monyet. Mungkin monyet-monyet itu kelaparan karenaa di hutan tidak ada lagi makanan akibat kemarau ini. Sehingga, mereka mencari makan di kebun-kebun masyarakat,” tambahnya.
Petani berharap, dengan kondisi ini, pemerintah bisa memperhatikannya. Yakni dengan kebijakannya bisa menaikkan harga kopi dan menurunkan harga pupuk.
BACA JUGA:Pj Bupati OKU Operasi Pasar Kendalikan Inflasi, Beras hingga Ayam Naik, Telur Turun
“Karena, kalau harga pupuk semakin tinggi, otomatis kami tidak bisa memupuk. Penghasilan anjlok. Kami berharap, pemerintah bisa memberikan solusinya,” pungkas Pupung. (ded)