Beberapa gajah bahkan telah dipasangi pelacak GPS oleh BKSDA dan laporan telah diajukan kepada PT BMH untuk pemantauan lebih lanjut.
BACA JUGA:Tragis, 5 Warga Lampung Timur Tewas Diserang Gajah liar
Gajah liar di yang sering masuk wilayah Tulung Selapan OKI--
Meskipun Polsek Tulung Selapan berada di lokasi yang cukup jauh dan berada di daerah perairan, pihak berwenang telah melaporkan kejadian ini untuk menjaga keamanan warga.
Mereka juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melawan dan berhati-hati dalam menghadapi gajah-gajah tersebut.
Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan satwa liar serta pentingnya pelestarian habitat alam mereka.
Sebelumnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel telah melakukan pemasangan satu unit GPS Collar kepada kelompok gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Tepatnya di Areal Kerja Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Bumi Andalas Permai, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Pemasangan GPS Collar ini dilakukan pada seorang gajah betina berusia sekitar 25 tahun yang memiliki berat 2.782 kg.
Gajah betina ini adalah bagian dari kelompok gajah yang berjumlah 13 ekor.
Tindakan ini merupakan upaya ketiga dari BKSDA Sumatera Selatan dalam melacak pergerakan gajah di daerah tersebut.
Pada tahun sebelumnya, pemasangan GPS Collar telah dilakukan pada dua kelompok gajah.
Kelompok Meilani dengan 34 ekor dan kelompok Meissi dengan 14 ekor.
Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk BKSDA Sumatera Selatan dengan sejumlah perusahaan.
Seperti PT OKI Pulp dan Paper Mills (sebuah unit usaha APP Sinar Mas), PT Bumi Andalas Permai (BAP, mitra pemasok APP Sinar Mas), Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS), dokter hewan, Tim Teknis BBKSDA Riau, dan BKSDA Bengkulu.