Konflik di Timur Tengah semakin panjang.
Ini akibat serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman telah meningkat secara signifikan.
Pada Rabu, 17 Januari 2024, AS melancarkan serangan keempat terhadap milisi Houthi, menargetkan 14 rudal Houthi, menurut laporan dari Al Arabiya.
Serangan ini merupakan respons atas peningkatan aktivitas Houthi, termasuk percobaan peluncuran empat rudal antikapal yang dihancurkan oleh jet tempur AS pada Selasa, 16 Januari.
Peningkatan intensitas serangan ini dilaporkan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) menyusul serangan Houthi terhadap kapal kontainer yang dioperasikan oleh AS pada 15 Januari.
BACA JUGA:Jadikan Israel Wisata Keluarga, Chloe Tong Istri Owner Grab Ketar-Ketir, OVO Berikan Ini
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Nasional, Harry Darmawan, mengomentari situasi tersebut, menghubungkannya dengan konflik Israel-Palestina yang terus berlangsung.
Menurut Darmawan, serangan tersebut dipicu oleh konflik di wilayah tersebut dan merupakan tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Namun, Harry Darmawan menegaskan bahwa tindakan militer AS dan Inggris ini merupakan pelanggaran kedaulatan suatu negara.
Diamenyerukan penggunaan saluran internasional untuk menyelesaikan sengketa ini.
Ia juga menekankan bahwa serangan semacam ini tidak hanya tidak efektif dalam menyelesaikan masalah.
Tetapi juga dapat memperluas konflik dengan melibatkan lebih banyak pihak, merugikan kestabilan di kawasan tersebut.
Situasi di Yaman menjadi semakin tegang dengan terus berlanjutnya serangan dan ketidakstabilan yang diakibatkan oleh konflik regional yang kompleks.
Komunitas internasional menghadapi tantangan berat untuk menemukan solusi damai yang menghormati kedaulatan negara dan mengurangi eskalasi konflik.(*)