Resolusi PBB Mendesak Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, AS dan Rusia Abstain

Resolusi PBB Mendesak Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, AS dan Rusia Abstain

Anggota Dewan Keamanan PBB saat rapat mengenai kondisi Gaza Palestina. Foto: Unitednations Instagram--

Resolusi PBB Mendesak Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, AS dan Rusia Abstain

OKES.NEWS- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengambil langkah penting, dengan mengadopsi sebuah resolusi yang mendesak penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina.

Resolusi pada 24 Desember 2023, ini, yang mendapatkan dukungan mayoritas dengan 13 suara, meski dua negara abstain dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia. 

Resolusi tersebut menekankan pentingnya pemberian bantuan kemanusiaan segera dan tanpa hambatan kepada warga sipil Palestina di seluruh wilayah tersebut. 

Meskipun resolusi ini tidak menyerukan diakhirinya konflik secara langsung, namun membawa pesan penting tentang perlunya bantuan kemanusiaan.

Ya, resolusi ini meminta semua pihak untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan langsung kepada penduduk Gaza tanpa hambatan. 

BACA JUGA:Pernyataan Ustadz Riyadh Bajrey tentang Hamas dan Ismail Haniyah Dibantah Aktivis Gaza

BACA JUGA:Iran Kibarkan Bendera Hitam Simbol Duka Islam Syiah Atas Serangan Israel di Gaza


Salurkan donasi anda ke warga Gaza Palestina yang masih menderita akibat serangan Israel--

Selain itu, dalam sidang Dewan Keamanan PBB meminta Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, untuk menunjuk seorang Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi yang bertanggung jawab dalam memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi kiriman bantuan ke Gaza.

Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyambut resolusi ini sebagai langkah positif untuk meringankan penderitaan warga sipil di Gaza. 

Mansour menyoroti tingginya jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, termasuk rumah, tempat penampungan, sekolah, dan rumah sakit. 

Dia mencatat bahwa lebih dari 20.000 warga Palestina telah terbunuh sejak konflik dengan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023, dengan hampir setengahnya adalah anak-anak, dan 60.000 lainnya terluka.

Dua juta warga Palestina terpaksa mengungsi akibat situasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: