Ketangguhan Ali terbukti saat memimpin serangan di Khaibar, menjebol pintu benteng untuk menahan serangan panah musuh.
Keberhasilannya membuka Khaibar mengusir musuh Yahudi dari jazirah Arabia.
Pancaran akhlak Ali mencerminkan kesederhanaan.
BACA JUGA:Kisah Sukses Dzikira Miliader Muda sempat Dicemoohkan Temannya, Ini Rahasianya
Malam-malamnya sering dihabiskan dengan zikir dan tafakur sambil menangis, mengingat kefanaan dunia.
Dunia hanya sementara dan akhirat adalah selamanya.
Dalam kepemilikan baju besi yang hilang di perang Jamal, Ali menunjukkan kepemilikan dengan adil.
Ketika menemukan baju besinya di tangan seorang Yahudi, Ali menuntut haknya di hadapan hakim muslim.
Ali membawa dua saksi, Hasan dan hamba Qanbar, untuk membuktikan kepemilikannya.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW pernah menemui Ali dan cucunya Hasan dan Husain yang sedang bekerja menimba air.
Keluarga Nabi bekerja demi kebutuhan hidup mereka, dan saat itu tak punya makanan.
Nabi ikut menimba air bersama Ali, mengumpulkan kurma untuk dibawa pulang.
Kisah Ali bin Abi Thalib mencerminkan kesetiaan, keberanian, dan kesederhanaan yang menjadi bagian dari didikan kenabian.
Ali adalah pribadi yang mengabdikan hidupnya untuk Islam, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dan tetap rendah hati di hadapan kehidupan yang fana.
Semoga kita juga bisa memetik pelajaran dari kisah Sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib ini. .