Auto Nganggur, 85 Juta Pekerjaan Akan Hilang di 2025 Akibat Otomatisasi dan AI

Sabtu 21-09-2024,20:30 WIB
Reporter : Aris
Editor : Gus Munir

SURAKARTA – OKES.NEWS, Presiden Joko Widodo mengeluarkan peringatan serius saat menghadiri Kongres XXII Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta pada Kamis (19/9/2024).

Menurutnya, pada tahun 2025, sebanyak 85 juta pekerjaan diperkirakan akan hilang akibat meningkatnya otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor industri.

Dalam pidatonya, Jokowi menjelaskan bahwa otomatisasi telah berkembang pesat dan kini mencakup lebih dari sekadar bidang mekanik. "Otomatisasi yang sebelumnya terbatas pada pekerjaan fisik kini diperluas dengan adanya kecerdasan buatan dan analisis otomatis, membuat banyak pekerjaan semakin tidak relevan," ujarnya.

Presiden juga menyoroti bagaimana perkembangan teknologi, khususnya AI, telah memengaruhi proses pekerjaan di berbagai industri. Setiap hari, inovasi baru muncul yang dapat menggantikan peran manusia, tidak hanya dalam pekerjaan teknis tetapi juga analitis.

Jokowi menambahkan bahwa dampak dari hilangnya 85 juta pekerjaan ini adalah tantangan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru. "Kita perlu memikirkan solusi jangka panjang untuk mengatasi tren ini," tegasnya.

Salah satu contoh yang disebutkan adalah munculnya ekonomi gig, yang semakin menggeser pola kerja dari kontrak permanen ke jangka pendek dan pekerja lepas.

BACA JUGA:ATR/BPN dan KPK Tindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama

Menurutnya, tren tersebut mengubah struktur pasar tenaga kerja secara drastis, sehingga perlu ada persiapan dan adaptasi di berbagai lapisan masyarakat. "Ekonomi gig mungkin memberikan fleksibilitas, tetapi juga berpotensi menurunkan jumlah pekerjaan tetap yang tersedia," tambah Jokowi.

Selain itu, presiden menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan ulang bagi tenaga kerja agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi. Keterampilan baru yang relevan dengan industri 4.0 menjadi kunci agar Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global.

Pada akhir pidatonya, Jokowi mengajak semua pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun sektor swasta, untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan masa depan. "Transformasi digital tidak bisa dihindari, tetapi dengan kolaborasi, kita bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang," pungkasnya.*

Kategori :