Harga Pinang Anjlok, Petani di OKU Selatan Enggan Panen dan Biarkan Buah Berserakan

Sabtu 21-06-2025,11:00 WIB
Reporter : Hamdal
Editor : Gus Munir

OKES.NEWS - Anjloknya harga pinang membuat para petani memilih untuk tidak lagi memanen atau mengupas hasil kebunnya. 

Banyak buah pinang dibiarkan jatuh dan membusuk di bawah pohon karena dianggap tidak sebanding dengan usaha yang diperlukan.

Harga pinang saat ini di tingkat pengepul hanya mencapai Rp 3.000 per kilogram. Nilai tersebut dinilai jauh di bawah biaya perawatan dan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh para petani.

Nang, seorang pengepul hasil perkebunan dari Desa Pendagan, Kecamatan Muaradua, menyebutkan bahwa pinang dulu sempat menjadi primadona di kalangan petani.

“Dulu, harga pinang bisa tembus Rp 10.000 per kilogram di tangan petani. Tapi sekarang, cuma Rp 3.000 untuk pinang bulat dan Rp 3.500 untuk yang sudah dibelah. Bahkan di tahun 2023, harganya sempat jatuh sampai Rp 1.000,” jelasnya pada Kamis, 19 Juni 2025.

BACA JUGA:Tiga Pemain Narkoba Diciduk di OKU, Diduga Bandar dan Pengedar

Ia menuturkan, saat harga masih tinggi, petani di desanya sangat antusias menanam pinang, bahkan memanfaatkannya sebagai tanaman sela di antara kopi. 

Namun kini, banyak yang memilih berhenti menjual hasil panen karena nilai jual yang tak menguntungkan.

“Saya sendiri menanam pinang hanya di pinggiran kebun kopi. Jadi saat harga jatuh, kerugian tidak terlalu besar, hanya pemasukan saja yang berkurang,” kata JM, warga Desa Pendagan.

Para petani berharap harga pinang bisa kembali membaik, mengingat komoditas ini memiliki banyak manfaat dan sebelumnya menjadi sumber penghasilan utama mereka. (*)

 

Kategori :