Berdasarkan data sementara, terdapat lebih dari 180 klub drum band aktif di OKU Timur — angka yang tergolong sangat besar untuk tingkat kabupaten.
Menurut Dodi, kegiatan drum band memiliki nilai pendidikan yang tinggi. “Drum band melatih disiplin, kekompakan, dan kebanggaan terhadap sekolah. Kami ingin anak-anak tumbuh dengan irama perjuangan yang selaras antara pikiran, hati, dan tindakan,” katanya.
BACA JUGA:Volume Sampah Meningkat, TPA Pelawi Butuh Fasilitas Pengolahan Sampah
Pemilihan tanggal 28 Oktober juga memiliki makna khusus. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Bahasa dan Sastra, momentum ini dijadikan simbol penyatuan semangat kebangsaan dengan prestasi dunia pendidikan.
Perwakilan MURI, Awan Raharjo, menyebut pencapaian OKU Timur sebagai sesuatu yang luar biasa.
“Biasanya, satu kegiatan hanya menghasilkan satu rekor. Namun OKU Timur berhasil mencetak tiga rekor berbeda dalam satu rangkaian kegiatan, dengan basis partisipasi dan komitmen kelembagaan yang kuat. Ini sangat fenomenal,” ungkapnya.
Di banyak daerah, rekor MURI sering dianggap sebatas seremoni. Namun, OKU Timur menjadikannya tolok ukur nyata kemajuan pendidikan yang terencana dan berkelanjutan.
Tiga rekor tersebut mencerminkan tiga pilar utama pendidikan daerah ini: kompetensi guru, perlindungan anak, dan kreativitas pelajar.
Ketiganya kini menjadi landasan baru arah pembangunan pendidikan OKU Timur — pesan kuat bahwa reformasi pendidikan sejati tidak hanya digagas di ruang rapat, tetapi diwujudkan langsung di sekolah dan di hati para pendidik. (gsm)