Perumda Tirta Raja OKU Buktikan Kinerja Lewat Data dan Dampak Kualitas Layanan!
Perumda Tirta Raja OKU memaparkan capaian peningkatan layanan setelah penyesuaian tarif, mulai dari pembaruan infrastruktur, peningkatan kualitas air, hingga proyeksi laba Rp 1,7 miliar di tahun 2025. Evaluasi publik menunjukkan dukungan terhadap tarif ba-istimewa-
BATURAJA - OKES.NEWS - Di tengah derasnya tuntutan pelayanan publik dan kebutuhan daerah akan kontribusi nyata, Perumda Tirta Raja membuka ruang dialog bersama berbagai elemen masyarakat untuk memaparkan evaluasi kinerja serta capaian setelah penyesuaian tarif diberlakukan.
Direktur Perumda Tirta Raja, Drs. Bertho Darmo Poedjo Asmanto, MBA, menjelaskan bahwa penyelenggaraan oleh BUMD sejatinya berpegang pada dua mandat utama yakni pelayanan publik dan kontribusi terhadap daerah.
Dalam forum tersebut, Bertho mengungkapkan bahwa mayoritas undangan memberikan penilaian positif terhadap penyesuaian tarif.
Alasannya sederhana, setelah tarif disesuaikan, dampaknya terasa nyata. Mulai dari kualitas air yang meningkat, hingga pembaruan besar-besaran seperti pompa produksi, pipa distribusi, valve, layanan mobil tangki, water meter, hingga sistem mobile meter reading.
“Dari realisasi pendapatan setelah kenaikan tarif, 72 persen dialokasikan khusus untuk pelayanan pelanggan, dan 28 persen untuk biaya pegawai. Kami berhasil membeli delapan pompa untuk kota, satu unit booster distribusi, dua mobil tangki, satu pick-up operasional, dan ratusan water meter baru,” jelas Bertho.
BACA JUGA:Diduga Akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga Way Betung Terbakar
BACA JUGA:Gerbong Pemerintahan OKU Kembali Bergeser, Dua Pekan 66 Pejabat Alami Rotasi
Tak berhenti di sana, Tirta Raja kini rutin melakukan pengurasan instalasi WTP setiap tiga bulan.
Dampaknya, air makin bersih, kualitas aliran stabil, dan durasi pengaliran meningkat signifikan. Peningkatan layanan berbanding lurus dengan peningkatan kinerja keuangan.
Untuk tahun 2025, Tirta Raja memproyeksikan laba mencapai Rp 1,7 miliar. Dengan laba ini, perusahaan optimistis dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna memperkuat pembangunan di OKU.
Penurunan Tarif Bukan Opsi Aman!
Bertho menegaskan, penurunan kembali tarif bukanlah opsi aman.
“Jika tarif diturunkan 1 persen saja, potensi kerugian mencapai Rp 300 juta. Jika turun 2 persen, kerugiannya bisa melonjak ke Rp 900 juta. Itu bukan hitungan kira-kira, tapi rumus resmi dalam Permendagri,” tegasnya.
Melalui evaluasi terbuka ini, Tirta Raja ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dibayarkan pelanggan kembali dalam bentuk layanan yang benar-benar dirasakan masyarakat.
Layanan meningkat, keuangan membaik, dan kontribusi untuk daerah tetap terjaga itulah pesan yang ingin ditegaskan.*
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: