Khusnul Nusakambangan

Khusnul Nusakambangan

--

"Sama saja. Biar pun sejak TK, SD, SMP, sampai SMA saya ini di sekolah Muhammadiyah, tetap saja saya dikafirkan," kata Khusnul.

Khusnul pun menceritakan pertemuan dengan teroris itu kepada suami. Sang suami emosi. Ia mengajak Khusnul ke Lamongan. Ia berniat membunuh siapa pun keluarga Amrozi yang bisa ditemui di Paciran, Lamongan.

Maka di lain kesempatan sang suami mengajak Khusnul berangkat ke Lamongan. Khusnul setuju. Khusnul mendukung yang direncanakan suami: membunuh siapa pun keluarga Amrozi. "Biar merasakan penderitaan itu seperti apa," ujarnya.

"Akan dibunuh dengan cara apa?" tanya saya.

"Dengan bensin. Kami akan membeli bensin. Disiramkan ke rumah salah satu keluarga. Kami bakar," jawab Khusnul. 

Mereka pun naik sepeda motor ke Lamongan. Tiba di Gresik mereka berhenti makan. Saat itulah Khusnul merasakan ada panggilan nurani: kalau suaminyi membunuh pasti keduanya akan masuk penjara. "Saya berpikir kasihan anak-anak saya. Siapa yang memelihara," ujar Khusnul. Apalagi dia tahu sang suami sangat sayang pada putra keduanya.

Suara hati itu dia sampaikan ke suami. Sang suami bisa menerima. Terutama setelah ingat anak nomor dua mereka.

Waktu itu sang anak kedua sudah kuliah di Untag Surabaya. Ambil jurusan sastra Inggris. Tapi harus berhenti kuliah. Tidak ada biaya untuk melanjutkan. Drop out.

Anak itu mencoba mencari pekerjaan. Melamar ke mana-mana. Tidak ada panggilan wawancara.

Suatu hari sang anak minta kepada ibunya: tolong kenalkan dengan jaringan teroris. "Untuk apa?" tanya sang ibu. "Saya mau ikut mereka. Jadi teroris lebih enak," ujar sang anak.

Rupanya sang anak mendengar teroris itu, kalau ditangkap, mendapat santunan yang baik. Asal mau bertobat. 

Sang ibu tentu miris mendengar permintaan sang anak. Dia sendiri  korban teroris. Dan anaknyi ingin jadi teroris. 

Lebih menderita lagi sang ayah. Belum lama ia mau membunuh keluarga teroris. Kini anak kesayangannya justru ingin jadi teroris. 

Khusnul mendengar ada teroris yang insyaf. Karena itu ia tidak dihukum mati. Ali Imron. Ia dihukum seumur hidup. 

Khusnul bertekad menemui Ali Imron. Ia lagi ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta. Khusnul ingin anaknya bertemu Ali Imron. Agar diberi nasihat. Agar jangan jadi teroris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

OKU

7 bulan