OVARIOHISTERECTOMY (OH) / STERIL KUCING BETINA

OVARIOHISTERECTOMY (OH) / STERIL KUCING BETINA

Ilustrasi : Gambar kucing betina yang beranak sebelum disterilkan.--

 Drh.Putut Pantoyo

Fungsional Medik Veteriner

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU

 

Salam Veteriner. Pada hari KAMIS tanggal 05 Januari 2023, salah seorang klien yang berasal dari Sukaraya membawa kucing betina domestic yang berumur sekitar 12 bulan. Dia ingin melakukan operasi steril pada kucing betina ovariohisterectomi (OH) karena di rumahnya sudah over populasi. Penambahan jumlah kucingn yang di kuatirkan akan menyebabkan pemeliharaan kucing tersebut tidak optimal dan cenderung menyebabkan kucing tersebut terlantar.

 

Ovariohisterectomy (OH) merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan hysterectomy (Chandler, 1985). Ovariectomy adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan ovarium dari rongga perut (abdomen).

 

Sedangkan hysterectomy adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga abdomen.

Beberapa indikasi dilakukan OH adalah 1. pengobatan, yaitu tumor, cysta ovarium dan tumor uterus (rahim), pyometra (nanah di rahim); 2. Mengubah tingkah laku kucing yang ganas menjadi jinak,  mudah dikendalikan , dan membatasi jumlah populasi; 3. Penggemukan.

 

OH dilakukan pada kasus – kasus pyometra, metritis, dan salphingitis ataupun keduanya (Meyer K, 1959). Tindakan medis yang dilakukan tersebut harus dengan persetujuan klien dan ditanya dengan jelas apa tujuan dari ovariohisterectomy tersebut.

Alasan yang terbanyak dari klien melakukan ovariohisterectomy adalah untuk mengontrol jumlah populasi kucingnya. Sebagai gambaran kucing betina yang sudah dewasa secara kelamin akan birahi (estrus) selama 3 – 16 hari dan bersifat spontaneous ovulator, maksudnya kucing tersebut baru akan melepaskan sel telur sesudah kawin dengan pejantan.

 

Apabila tidak dikawinkan maka kucing tersebut akan estrus lagi pada hari ke 14 – 21. Pada saat kondisi estrus kucing betina menjadi kurang jinak dan berusaha untuk keluar rumah apabila di rumah tidak diketemukan pejantan kucing. Jika terjadi pembuahan sel telur oleh kucing jantan maka dalam waktu 9 minggu (lama hamil kucing) akan melahirkan dengan jumlah anak lebih dari satu ekor (antara 2 – 6 ekor).

 

Masa sapih kucing terhadap anaknya adalah 2 – 3 bulan. Maka dapat kita hitung berapa jumlah kucing yang akan dimiliki dari 1 ekor induk betina dalam 1 tahun yaitu : lama hamil 2 bulan + masa sapih 2 bulan = (2 – 6 ekor) jumlah anaknya. Dalam kurun waktu 4 bulan rata – rata anak kucing 4 ekor, dalam satu tahun 4 X (12 : 4) = 12 ekor kucing.

 

Itu baru hitungan untuk 1 ekor induk kucing, sedangkan pada tahun berikutnya anak – anak kucing yang berjenis kelamin betina juga sudah dewasa kelamin dan siap mempunyai anak lagi. Sehingga sering kita temui di sekitar tempat pembuangan sampah orang yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja meninggalkan anak kucing yang baru lahir.

 

Sehingga diperlukan kebijakan dari para pecinta kucing apabila memang dia tidak ingin memelihara kucing dalam jumlah yang banyak lebih baik mengontrol populasi kucingnya, salah satu cara adalah dengan cara OH.

 

Memang masih ada yang menilai tindakan OH ini mengurangi hak kucing betina secara alami untuk berkembang biak, akan tetapi bila kita menilai hal tersebut dari segi medis dan untuk mengontrol jumlah populasi kucing agar tidak terlantar.

 

Maka tindakan OH ini patut dipertimbangkan. Kalau para cat lover benar – benar mencintai kucingnya dan menganggap kucing tersebut sudah menjadi bagian dari keluarganya sendiri maka secara logis mereka dapat menghitung berapa kemampuan mereka untuk memelihara kucing agar tidak menyebabkan kucing tersebut over populasi dan ujung – ujungnya ditelantarkan. Demikian tulisan tentang “OVARIOHISTERECTOMY PADA KUCING BETINA”, semoga menambah wawasan kita semua. Bravo Veteriner. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: